STAY IN THE RUNNING : Renungan HUT Perkantas Jawa Timur ke 38


STAY IN THE RUNNING : Renungan HUT Perkantas Jawa Timur ke 38 
oleh Iis Acsha

Perjalanan hidup dan pelayanan Kristen yang sudah mengecap kesetiaan Tuhan dapat diumpamakan seperti seorang atlet yang sedang mengikuti lomba atletik. Para atlet akan melakukan latihan-latihan sebagai upaya untuk mempersiapkan diri mengikuti perlombaan. Pada saat perlombaan berlangsung, mereka akan berfokus garis akhir, berjuang dan bertahan sampai berhasil. Beberapa dari mereka menjadi kelelahan, lemah, dan terjatuh karena berbagai hal, sementara yang lain dapat bertahan sampai akhir dan memenangkan hadiah.
Kata kunci keberhasilan seorang atlet adalah ketekunan, kesabaran, bertahan dalam keadaan yang sama (NIV: perseverance = ketekunan; NKJV: endure = bertahan) - Ibr 12:1,2-3; Fil 3:12-14. Tetap bertahan dalam jalur perlombaan tidak selalu mudah dilakukan. Ada tiga sikap yang dapat digunakan supaya kita tetap bertahan, seperti yang ditulis dalam Ibr 12:1-4, yaitu pertama, Melihat para saksi yang ada di sekeliling kita! (ay. 1a) Para saksi yang dimaksud disini adalah para pahlawan Iman (Ibr 11). Mereka bukan mengawasi kita, saat kita berlomba, tapi mereka bersaksi kepada kita bahwa Allah melihat kita saat kita melalui jalur-jalur yang sulit yang harus kita lalui dalam perlombaan. Allah menjadikan para saksi demi kepentingan kita (Ibr 11:2,4-5,39).
Kedua, Menyadari keberadaan diri kita! (ay. 1b) Seorang atlet harus memerhatikan apa yang ia kenakan, beban yang tidak perlu akan dapat memperlambatnya. Saat kita berlomba, kita harus menanggalkan semua beban dan dosa. Meskipun penulis tidak menyebutkan nama dosa tertentu, mungkin mengacu pada dosa ketidakpercayaan. Ketidakpercayaanlah yang membuat Israel keluar dari Tanah Perjanjian, dan ketidakpercayaan yang menghambat kita untuk menerima warisan rohani dalam Kristus. Frase "oleh iman" (atau "melalui iman") digunakan 21 kali dalam Ibrani 11, menunjukkan bahwa iman dalam Kristus yang memungkinkan kita dapat bertahan mencapai garis akhir.
Ketiga, Memandang Kristus Yesus! (ay. 2-4) Kristus adalah pembentuk dan penuntun iman kita. Ketika dikatakan memandang (percaya) padaNya kita akan diselamatkan (band. Bil 21:4-9, Yoh 3:14-16). Memandang kepada Yesus menggambarkan sikap iman yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari seperti yang sudah Tuhan Yesus teladankan (Ibr 2:13). Memandang Yesus berarti meneladani Tuhan Yesus ketika mengalami penderitaan. Dia yang mengalami Salib ini menanggung perasaan malu, penderitaan, ditentang orang-orang berdosa yang akan diselamatkan, dan mengalami penolakan sementara bahkan oleh Bapa.
Kesetiaan Tuhan telah nyata dalam kehidupan dan pelayanan kita dan kesetiaan Tuhan terus dinyatakan walau kita penuh kelemahan dan kegagalan. Oleh sebab itu mari kita merespons kesetiaan dengan tetap konsisten, tetap bertahan (stay in the running) mengerjakan kehidupan bersaksi dan pelayanan yang Tuhan percayakan ini. Selamat ulang tahun Perkantas Jatim ke-38.


Komentar