PRIORITAS
- Hagai 1
oleh
Anthon Katobba Mapandin
“Beginilah
Firman Tuhan semesta alam: Bangsa ini berkata: sekarang belum tiba waktunya
untuk membangun kembali rumah Tuhan” (Hag. 1:2)
“Kak,
saya lelah sekali dan rasanya sia-sia semua yang saya cari selama ini.” Kalimat
ini sering dilontarkan beberapa alumni saat bertemu kembali setelah sekian lama
berpisah sehabis lulus kuliah dan bekerja. Ada kekecewaan terhadap apa yang
dikejar selama ini. Ada penyesalan yang tak terkatakan. Mereka melalaikan apa
yang seharusnya menjadi prioritas dalam hidup ini, yaitu Tuhan. Bukan kerja dan
kemapanan hidup.
Konteks
Hagai adalah kembalinya umat Israel dari pembuangan. Dalam situasi kepulangan
inilah Firman Tuhan datang kepada nabi Hagai untuk mengingatkan bangsa Israel
mengenai apa yang seharusnya mereka lakukan. Sekembali dari pembuangan, hal
pertama yang mereka lakukan adalah melihat diri dan kebutuhan mereka. Mereka
menanam untuk menghidupi keluarga mereka. Mereka membangun untuk melindungi
diri mereka dari panas terik matahari dan hujan. Mereka bekerja segiat-giatnya
karena mereka ingin memulihkan kondisi dan negeri mereka. Intinya mereka
bekerja untuk diri mereka. Apakah semua ini salah? Tentunya tidak karena Tuhan
pun memerintahkan kita untuk bekerja! Lalu bagian mana yang tidak utuh? Yaitu,
mereka tidak memedulikan Tuhan. Mereka tidak mau membangun Rumah Tuhan. Buat
mereka Tuhan itu urusan berikutnya. Yang penting sandang, pangan, papan dulu
terpenuhi. Tuhan urusan kesekian. Inilah kesalahan fatal bangsa Israel.
Apa
yang dialami bangsa Israel adalah pergumulan yang sangat dekat dengan kita.
Bukankah seringkali kita berkata karier dulu, keluarga dulu, dan bisnis dulu.
Kalau semua sudah nyaman, barulah saya ke gereja. Kalo semua sudah mapan
barulah saya akan melayani Tuhan. Semua tenaga dan waktu yang kita punyai, kita
habiskan untuk diri kita sendiri sedangkan Tuhan menjadi urutan terbelakang.
Lalu sekarang, apa prioritas tertinggi dalam hidup kita selama ini? Tuhan atau
diri kita?
Pikirkan
dan lakukanlah hal yang penting, bukan hal yang mendesak
Komentar
Posting Komentar