oleh Yusuf Deswanto
Pernahkah
Anda memikirkan perbedaan antara istilah “penjangkauan” dan “perekrutan”?
Istilah “menjangkau” didefinisikan dalam KBBI sebagai 1. mencapai (menjemput,
meraih); dan 2. mencari (menemukan, memperoleh). Sedangkan kata “merekrut”
didefinisikan sebagai: mendaftar (memasukkan). Kedua istilah ini seringkali
digunakan sekadarnya dalam konteks pelayanan Kristen, tanpa memikirkan
implikasinya lebih dalam. Di awal tahun ajaran seperti ini, setiap persekutuan
atau gereja seolah berlomba untuk “menjangkau” orang di luar. Namun
pertanyaannya adalah, apakah “penjangkauan” yang selama ini dilakukan adalah
benar-benar “mencapai, menjemput, mencari, dan menemukan” orang-orang untuk
dibawa kepada Kristus? Ataukah sekadar “mendaftar atau memasukkan” orang lain
menjadi anggota baru?
Implikasi
dari gerakan “penjangkauan” untuk Injil Kristus adalah Pribadi Kristus sebagai pusatnya.
Dengan mengacu pada Amanat Agung-Nya (Mat. 28:18-20), tujuan mendasar dari
“penjangkauan” adalah bagaimana orang yang dijangkau dapat berjumpa dengan
Kristus, lalu berbalik kepada-Nya, dan membawa seluruh agenda hidupnya selaras
dengan agenda Allah (Ef. 2:10). Sedangkan implikasi dari “perekrutan” yang
berkedok “penjangkauan,” tujuan mendasarnya semata-mata mengajak orang lain ke
dalam aktivitas kelompoknya. Maka kepuasan dari “perekrutan” adalah jumlah yang
bertembah banyak, sedangkan kebanggaan sebuah “penjangkauan” adalah
perubahan-perubahan orientasi hidup dari orang yang kita jangkau, menjadi
murid-murid Kristus yang mengerjakan agenda Kerajaan-Nya.
Perkantas
sejak dini telah menancapkan komitmennya kepada “penjangkauan” siswa dan
mahasiswa, bukan semata-mata memasukkan mereka ke dalam program kegiatan. Lebih
daripada itu, pilar utama pelayanan Perkantas yaitu penginjilan, membawa
pelayanannya kepada komitmen satu rangkai dengan Pemuridan, Pembinaan, dan
Pengutusan. Perkantas harus terus setia kepada gerakan Injil, bahwa siswa dan
mahasiswa harus dijangkau dengan Injil Kristus, agar agenda hidup mereka dapat
ditebus di dalam Kristus dan dengan sepenuh hati menjadi murid Kristus
selamanya – dibentuk, diperbaharui, dan diutus menjadi bentara-bentara-Nya di
tengah dunia.
Tantangan
tidak semakin ringan di generasi Google, selera rohani siswa dan mahasiswa
makin terseret pada tabiat dunia yang instant, simple, dan fun.
Setiap elemen pelayanan Perkantas harus terus mengasah dan mengintrospeksi diri
dalam pendekatan-pendekatan penjangkauannya. Perpaduan antara konsistensi pada
Injil yang solid dan kreativitas yang menjawab kebutuhan zaman harus melahirkan
“seni” penjangkauan yang “tidak kaku dan kuno”. Patut disyukuri, sharing dari
pelaksanaan penjangkauan siswa dan mahasiswa di tiap kota dalam lingkup
Perkantas Jawa Timur, makin jelas konsistensi dan pengembangan kreativitas
penjangkauan. Perjuangan makin berat, tapi dengan bersatu dan bergandengan
tangan, pasti Tuhan makin memberkati pelayanan ini.
Komentar
Posting Komentar