PENJANGKAUAN SISWA-MAHASISWA BARU 2011 : Antara Konsistensi dan Seni Pemuridan di Generasi Google


PENJANGKAUAN SISWA-MAHASISWA BARU 2011 : Antara Konsistensi dan Seni Pemuridan di Generasi Google 
oleh Yusuf Deswanto

Pernahkah Anda memikirkan perbedaan antara istilah “penjangkauan” dan “perekrutan”? Istilah “menjangkau” didefinisikan dalam KBBI sebagai 1. mencapai (menjemput, meraih); dan 2. mencari (menemukan, memperoleh). Sedangkan kata “merekrut” didefinisikan sebagai: mendaftar (memasukkan). Kedua istilah ini seringkali digunakan sekadarnya dalam konteks pelayanan Kristen, tanpa memikirkan implikasinya lebih dalam. Di awal tahun ajaran seperti ini, setiap persekutuan atau gereja seolah berlomba untuk “menjangkau” orang di luar. Namun pertanyaannya adalah, apakah “penjangkauan” yang selama ini dilakukan adalah benar-benar “mencapai, menjemput, mencari, dan menemukan” orang-orang untuk dibawa kepada Kristus? Ataukah sekadar “mendaftar atau memasukkan” orang lain menjadi anggota baru?
Implikasi dari gerakan “penjangkauan” untuk Injil Kristus adalah Pribadi Kristus sebagai pusatnya. Dengan mengacu pada Amanat Agung-Nya (Mat. 28:18-20), tujuan mendasar dari “penjangkauan” adalah bagaimana orang yang dijangkau dapat berjumpa dengan Kristus, lalu berbalik kepada-Nya, dan membawa seluruh agenda hidupnya selaras dengan agenda Allah (Ef. 2:10). Sedangkan implikasi dari “perekrutan” yang berkedok “penjangkauan,” tujuan mendasarnya semata-mata mengajak orang lain ke dalam aktivitas kelompoknya. Maka kepuasan dari “perekrutan” adalah jumlah yang bertembah banyak, sedangkan kebanggaan sebuah “penjangkauan” adalah perubahan-perubahan orientasi hidup dari orang yang kita jangkau, menjadi murid-murid Kristus yang mengerjakan agenda Kerajaan-Nya.
Perkantas sejak dini telah menancapkan komitmennya kepada “penjangkauan” siswa dan mahasiswa, bukan semata-mata memasukkan mereka ke dalam program kegiatan. Lebih daripada itu, pilar utama pelayanan Perkantas yaitu penginjilan, membawa pelayanannya kepada komitmen satu rangkai dengan Pemuridan, Pembinaan, dan Pengutusan. Perkantas harus terus setia kepada gerakan Injil, bahwa siswa dan mahasiswa harus dijangkau dengan Injil Kristus, agar agenda hidup mereka dapat ditebus di dalam Kristus dan dengan sepenuh hati menjadi murid Kristus selamanya – dibentuk, diperbaharui, dan diutus menjadi bentara-bentara-Nya di tengah dunia.
Tantangan tidak semakin ringan di generasi Google, selera rohani siswa dan mahasiswa makin terseret pada tabiat dunia yang instant, simple, dan fun. Setiap elemen pelayanan Perkantas harus terus mengasah dan mengintrospeksi diri dalam pendekatan-pendekatan penjangkauannya. Perpaduan antara konsistensi pada Injil yang solid dan kreativitas yang menjawab kebutuhan zaman harus melahirkan “seni” penjangkauan yang “tidak kaku dan kuno”. Patut disyukuri, sharing dari pelaksanaan penjangkauan siswa dan mahasiswa di tiap kota dalam lingkup Perkantas Jawa Timur, makin jelas konsistensi dan pengembangan kreativitas penjangkauan. Perjuangan makin berat, tapi dengan bersatu dan bergandengan tangan, pasti Tuhan makin memberkati pelayanan ini.


Komentar