Love Does


Love Does
oleh Vionatha Lengkong, S. S.


"You cannot rule men by love. When you find your king, tell him so. Only three things will govern a people – fear and greed and the promise of security."

Kalimat di atas merupakan perkataan Herodes dalam drama mengenai kehidupan Yesus Kristus yang ditulis oleh Dorothy Sayers yakni "The Man Born to Be King".
Bukankah pola pikir Herodes ini sering kita lihat dalam kepemimpinan dunia saat ini? Lalu apakah benar pernyataan Herodes diatas? Apakah kasih Allah kepada manusia membuat­Nya tidak dapat memerintah atas umat-Nya sendiri? Menyambut paskah, tentu kita akan kembali diingatkan pada peristiwa kematian dan kebangkitan Kristus. Sebuah peristiwa pertunjukan kasih Allah yang begitu besar melalui kematian Kristus (Yoh. 3:16, Roma 5:8) sekaligus kuasa Allah yang begitu dashyat melalui kebangkitan-Nya (2 Kor. 13:4 ). Paskah menampilkan gambaran Allah yang penuh kasih sekaligus Allah yang berkuasa. la tidak menggunakan kuasa­Nya untuk mengendalikan manusia dengan paksa walaupun ia mampu. Allah memilih memenangkan hati manusia dengan kasih yang lemah lembut melalui kematian Yesus Kristus di kayu salib, dan cara Allah ini membuat diri-Nya terlihat begitu lemah. Tapi itulah yang menjadi sasaran Allah bagi manusia: Ketaatan yang bersumber dari kasih kepada-Nya.
Berbeda dengan Herodes dan kebanyakan pemimpin dunia saat ini, Allah tidak duduk di atas singgasana-Nya dan memerintah dengan kekuasaan untuk membuat manusia tunduk dan takut kepada-Nya. Allah mengasihi manusia dan karena itu Ia mengambil sebuah tindakan yang tidak pernah terbayangkan dalam sejarah yaitu menjadi serupa dengan manusia dan taat sampai mati bahkan mati di atas kayu salib (Filipi 2:8). Allah menunjukan kasih yang bertindak, dan untuk itu la merelakan diri-Nya menjadi tidak berdaya.
Bagaimana dengan kita murid-murid Kristus? Apakah kita lebih sering memilih menjadi tidak berdaya karena kasih yang diwujud nyatakan dalam ketaatan kita kepada Allah ataukah kita menggunakan kuasa kita untuk menentukan jalan dan cara hidup kita sendiri? (*Penulis melayani di bidang Administrasi di Perkantas Surabaya)



Komentar