APA YANG KITA MINTA? Kisah Para Rasul 4: 23 – 31


APA YANG KITA MINTA? Kisah Para Rasul 4: 23 – 31 
oleh Anthon Katobba Mapandin

“Dan sekarang, Ya Tuhan, lihatlah bagaiman mereka mengancam kami dan berikanlah kepada hamba-hambaMu keberanian untuk memberitakan FirmanMu”

26 Januari 2006, Zhang Da mendapatkan penghargaan dari pemerintah China. Bocah kecil yang baru berusia 10 tahun ini dianggap memiliki keteguhan hati yang luar biasa. Ia telah menunjukkan keteguhan hatinya untuk terus bertahan hidup bersama ayahnya melalui kerja keras yang mengagumkan. Saat ia diminta untuk mengajukan satu permintaan, para hadirin menjadi kaget. Apa yang dia minta ternyata di luar akal sehat manusia yang sedang dalam kesulitan. Dari mulut bocah kecil ini keluar kalimat, “aku ingin mama pulang”. Bukan fasilitas untuk memudahkan seluruh hidupnya tetapi suatu yang sangat berarti dalam hidupnya, itulah permintaannya.
Kisah Para Rasul 4: 23-31, memperlihatkan hal yang sama. Ketika Petrus, Yohanes, dan murid lainnya ada dalam ancaman mereka meminta sesuatu yang di luar akal sehat manusia. Mereka diancaman untuk bungkam dan tidak memberitakan Kristus atau mereka akan dipenjara dan akan segera berhadapan dengan kematian. Apa yang mereka minta saat berada dalam puncak kesulitan? Keberanian untuk terus memberitakan Firman & tidak takluk di bawah kuasa pemerintahan yang lalim dan sewenag-wenang. Bukan hanya itu, murid-murid juga meminta supaya Allah menyatakan kuasa dan mujizat-Nya untuk membungkam penguasa yang lalim itu. Para murid percaya bahwa Allah adalah Allah atas bangsa-bangsa dan raja-raja. Mereka tidak meminta supaya dilepaskan dari masalah ini, juga supaya Allah menghabisi orang-orang yang mengancam mereka, sebenarnya permintaan ini jauh lebih aman dan rasional. Para murid tahu bahwa semua ini akan membawa mereka dalam situasi yang lebih sulit, tetapi mereka tahu hal apa yang paling penting dalam situasi itu.
Apa yang kita minta dalam doa-doa kita selama ini kepada Tuhan saat kesulitan melanda? Apakah berdoa supaya masalah itu selesai, atau orang yang menyebabkan masalah di selesaikan Tuhan. Mari kita belajar berdoa seperti murid Tuhan supaya keberanian untuk terus memberitakan Injil dalam situasi yang sulit. Bukan mencari kenyamanan diri.       

Situasi sulit akan menjadi alat uji kesejatiaan kemuridan kita

Ilustrasi Gambar : http://images.sodahead.com/polls/001036641/man_xlarge.jpeg


Komentar