PERAN PENTING PKK DALAM PEMURIDAN


PERAN PENTING PKK DALAM PEMURIDAN 
oleh Fransisca Riswandani

Sebuah Misi
 Allah menciptakan langit bumi serta sejarah dengan sebuah tujuan untuk kemuliaan-Nya. Kita melihat seluruh ciptaan dan makna bentangan waktu sebagai ”alat” dan ”saat” dimana Allah dimuliakan. Akan tetapi ciptaan-Nya gagal untuk memuliakan, dan terus gagal dalam sepanjang sejarah, karena dosa.
”Cetak biru” yang telah Allah rancang untuk seluruh ciptaan-Nya telah dicemari oleh dosa manusia yang ingin menjadi sama seperti Allah. Namun,  Allah tetap menyatakan kemuliaan-Nya di bumi ini. Sehingga Allah mengutus putra-Nya yang tunggal, yaitu Yesus, untuk menguduskan dan menebus umat-Nya dari dosa-dosa yang membawa maut dan hukuman yang kekal.
Orang-orang perjanjian lama memiliki pengharapan keselamatan kepada Mesias yang akan datang dan disalibkan. Orang-orang perjanjian baru memiliki pengharapan keselamatan kepada Mesias yang telah datang dan disalibkan. Salib yang menjadi pusat kehidupan baru manusia. Dengan demikian maka seluruh umat manusia dapat diperdamaikan kembali dengan Allah sehingga dimampukan untuk tidak memuliakan dirinya sendiri namun kembali memuliakan Allah. Inilah yang kita mengerti sebagai misi Allah bagi dunia
 Diutus bagi Misi-Nya
Yesus telah mengyelesaikan tugas-Nya di bumi. Namun, itu tidak berarti misi Allah telah selesai. Setelah kematian dan kebangkitannya Yesuspun mengutus murid-muridNya untuk melanjutkan misi ini (Mat 28:20). Sekelompok kecil orang sederhana sudah dipersiapkanNya selama tiga setengah tahun untuk meneruskan perjuangan-Nya diunia ini.
Salah satu orang terpelajar yang terkenal dari jaman renaissance, Erasmus, menceritakan sebuah cerita fiksi ketika Yesus kembali ke surga setelah tugasnya di bumi selesai. Para malaikat berkerumun disekelilingnya untuk mendengar apa yag terjadi. Yesus memberitahu mereka keajaiban yang dia lakukan, ajarannya, dan kemudian  kematian dan kebangkitannya. Ketika dia selesai, Mikael sang kepala malaikat bertanya, “Tetapi Tuhan, apa yang akan terjadi sekarang?”
Yesus menjawab, ”Aku sudah meninggalkan sebelas orang setia yang akan menyampaikan pesan-Ku dan memancarkan kasih-Ku. Orang-orang setia ini akan mendirikan dan mengembangkan gereja-Ku”, ”Tetapi”, sahut Mikael,”bagaimana kalau orang-orang ini gagal?” Dan Yesus menjawab,”AKU TIDAK PUNYA RENCANA LAIN”.
Tidak ada rencana lain selain mengutus gereja, yaitu muri-muriNya untuk meneruskan misi-Nya. Setelah Yesus mengutus murid-murid-Nya, 29 tahun kekristenan sudah terdiri dari murid-murid dari segala bangsa. Berita Injil itu telah sampai pula di Indonesia. Tugas itu terus berlanjut dari satu generasi ke generasi setelahnya. Tak dapat dipungkiri bahwa misi itu sekarang juga menjadi tugas generasi kita, murid-murid-Nya di abad ini.
 Walter A. Hendrihksen pernah mengatakan bahwa ”murid itu dibuat, bukan dilahirkan” maka pertanyaannya adalah siapakah yang membuat murid-murid yang meneruskan misi Tuhan itu? Dibutuhkan seorang pemimpin. Dalam konteks kita, Pemimpin Kelompok Kecil (PKK) lah sang pemimpin yang membuat murid itu. Sebuah perahu membutuhkan nahkoda, demikian kelompok pemuridan membutuhkan pemimpin yang terus mengarahkan membimbing murid-murid untuk mengerjakan kehendak Allah dalam hidupnya.
Yesus telah menjadi teladan dalam memuridkan orang-orang yang telah dipilihNya,Yesus memanggil mereka dalam pertobatan, mengajak mereka untuk berubah, membimbing mereka untuk beriman, mengajar mereka tentang dogmatika, menuntun mereka dalam komitmen, mendorong mereka dalam menyangkal diri dan keinginan daging, menjaga kesucian, memberikan kepercayaan, meneladankan dalam pemberian hormat, penyerahan diri, menjaga diri dalam ketulusan hati dan banyak lagi yang Yesus ajarkan.
Visi Kelompok Kecil adalah memproses seseorang menjadi murid yang melakukan/menerapkan Firman Tuhan. Meneladani apa yang Yesus lakukan maka tugas seorang PKK adalah :
1. Pemimpin harus menghidupi visi pemuridan.
Pemimpin yang akan berhasil adalah orang yang memimpin bukan hanya dengan menunjukkan jalannya saja, tetapi juga dengan menjalaninya sendiri. Wibawa rohani Yesus karena terlebih dahulu Yesus memperagakan-Nya. Inilah kekuatan teladan yang ditunjukkan Yesus, setiap ajaran yang Yesus ajarkan bukan hanya Yesus katakan tetapi Yesus lakukan. Hal itu yang menjadikan para muridNya bukan saja mau mendengarkan apa yang Yesus katakan tetapi lebih mudah mengingat ajaran-Nya dan pada akhirnya dengan rela hati melakukannya. Ajaran Yesus menjadi nyata ketika murid-murid melihat setiap hari kerendahan hati dan kerelaan-Nya mengerjakan kehendak Bapa.
Visi pemuridan hanyalah sebuah kata-kata jika tidak dihidupi, peran pemimpin disini sangat besar, karena dialah yang menjadi model bagi muridnya bagi visi yang sedang mereka hidupi bersama.
2. Mengajarkan Firman Tuhan.
Yesus mengajarkan Firman Tuhan, tidak ada hal lain yang Dia ajarkan. Firman yang sudah Bapa nyatakan lewat nabi-nabi-Nya dan terlebih lagi bahwa Ialah Firman yang telah menjadi daging itu (Yoh1:3). Dia bukan mengajarkan filsafat dunia yang indah, bukan hikmat manusia yang tampak bijaksana, bukan nilai-nilai moral tanpa mengandung makna kekekalan. Saat ini, satu-satunya standart ajaran kita adalah Alkitab sebagai wahyu Allah yang khusus diberikan kepada umat yang percaya. Alkitab terutama mengajarkan apa yang harus dipercayai manusia mengenai Allah dan apa yang Allah tuntut dari manusia. Yes 55:10-11. Sebagaimana air dan langit menyebabkan tumbuhan bertumbuh secara jasmaniah, demikian pula firman yang keluar dari mulut Allah, kita bertumbuh secara rohani.  
Alkitab adalah Firman Allah yang dinyatakan melalui manusia, dimana mereka adalah orang-orang (40 orang penulis) yang dipilih Allah untuk menuliskan apa yang Allah hendak katakan, tanpa mematikan keunikan pribadi mereka, karakter mereka, latar belakang mereka, pengalaman mereka, dll. Alkitab adalah Firman Allah yang dinyatakan kepada kita dalam bentuk berbagai karya sastra. Firman Tuhan ada yang dituliskan kepada kita sebagai cerita atau narasi (peristiwa yang terjadi), ada juga yang berupa kumpulan kata-kata bijak (Amsal), surat-surat baik pribadi maupun kepada kelompok orang tertentu dan juga puisi bahkan lagu. Dengan demikian untuk menangkap makna atau pesan yang disampaikan kita perlu menggali tiap-tiap bentuk tulisan itu dengan pendekatan berbeda. Tidak bisa disamaratakan apalagi asal comot yang bisa menimbulkan penafsiran yang keliru.
PKK memiliki peran yang penting disini, tidak semua orang bisa membaca Alkitab dan langsung bisa mengerti, maka pemimpin KTB haruslah bisa mengajarkan Alkitab dan juga membuat Adik Kelompok Kecil mandiri belajar Alkitab.
3. Menolong AKK untuk menerapkan Firman Tuhan dalam konteks pergumulan kehidupan pribadinya.
Mat 7:24-27. Mempelajari Firman Allah tanpa melakukannya adalah kebohongan. Yesus mengimplementasikan apa yang Dia ajarkan, dan Dia mengajarkannya pada murid-murid-Nya. PKK menolong AKK untuk melakukan Firman yang sudah dia pelajari menjadi sesuatu yang nyata didalam dirinya. Ortopraxy yang tepat berasal dari ortodoxy yang tepat, tindakan yang tepat berasal dari pemikiran yang tepat. PKK dengan tekun harus menolong AKK untuk memilih tindakan dan keputusan yang tepat dengan prinsip-prinsip Firman Tuhan yang telah dia pelajari.
4. Memberikan dukungan, penghiburan dan semangat kepada AKK saat mereka mengalami kegagalan agar bisa bangkit lagi.
Mengerjakan Firman bukanlah sesuatu yang mudah, apalagi mengerjakan Firman Tuhan dengan konsisten. Dukungan PKK ketika AKK bergumul menghadapi dilema dalam hidupnya, menghibur saat ketaatan mereka melakukan Firman nampak tidak membuahkan sesuatu yang indah, dan memberi semangat kepada AKK jika mereka jatuh dalam ketidaktaatan. Kita memberikan rasa aman kepada AKK kita untuk menjadi apa adanya. Terkadang kita menjadi AKK yang perfectionis, yang menuntut AKK selalu bisa tampil baik. Hal itu akan membuat mereka menjadi takut mengungkapkan pergumulannya dan juga dosa-dosanya. Mendampingi AKK dalam mengambil keputusan dan memberikan pujian saat ia berhasil berkemenangan didalam Tuhan akan membuat AKK semakin terpicu untuk maju.
5. Memberikan nasihat, teguran bahkan disiplin agar AKK tidak melenceng dari kebenaran Firman Tuhan (1Tes. 2:11).
Yesus selalu menegur murid-murid-Nya yang tidak percaya, yang kurang percaya, dan jatuh dalam dosa. Tetapi Yesus tidak membuang mereka, namun terus memberikan kesempatan.
Terkadang dosa didalam diri seseorang adalah jenis dosa yang sudah menjadi kebiasaan yang melekat kuat. Terkadang seseorang tidak bisa hanya dengan sekali diajarkan lalu mereka bisa langsung berhasil melakukannya dengan konsisten. Tetapi seseorang terkadang membutuhkan waktu yang berulang-ulang untuk berubah. Maka tugas kita adalah terus memberi nasihat, teguran bahkan jika perlu disiplin. Mis : membrikan hukuman hafal ayat saat AKK tidak saat teduh, memberikan sangsi saat AKK sengaja melakukan dosa. PKK bisa mengalami kesulitan jika menghadapi AKK yang tidak pernah didisiplin oleh orang tuanya, hal ini bisa menyebabkan seseorang moody dan tidak tekun mengerjakan sesuatu.
Pemberian disiplin harus disertai dengan kasih dan pengertian, kenapa AKK melakukan dosa. Tidak semua dosa seksual dilakukan karena seks itu sendiri, tapi banyak sekali kasus itu karena mereka adalah anak-anak yang kesepian karena tidak mendapat kasih sayang orang tua mereka, sehingga mereka mencarinya dari seks. Tidak semua dosa berbohong dilakukan karena untuk kebohongan itu sendiri, tetapi bisa saja karena AKK selalu tidak mendapatkan rasa aman ketika dia berani mengakui kesalahan. Alangkah baiknya jika PKK memiliki ketrampilan mengkonseling sehingga setiap tindakannya kepada AKK dalam hal menasehati, menegur dan mendisiplin itu tepat.
6. Menolong AKK menemukan dan menggunakan talentanya untuk melayani Tuhan.
Allah menghendaki karunia yang dimiliki oleh setiap orang percaya dipakai untuk memperlengkapi gereja guna pembangunan tubuh Kristus yang semakin menyerupaiNya. PKK mngajak AKK untuk mlihat bahwa panggilan kita sebagai orang-orang percaya bukanlah hanya menikmati Tuhan tetapi juga memuliakan Tuhan dengan melayani orang lain. Terkadang AKK merasa tidak memiliki talenta, atau AKK merasa memiliki banyak talenta sehingga dia mengerjakan semuanya. Tidak ada satu bendapun di dunia ini dibuat tanpa sebuah tujuan dan manfaat. Termasuk manusia, tidak ada satupun manusia diciptakan tanpa tujuan ilahi (Kej 1:26). Dihadapan Tuhan 1, 2, 10 talenta sama berartinya dan sama derajatnya. Sehingga yang bertalenta sedikit tidak perlu merasa lebih kecil daripada yang bertalenta 3. AKK yang memiliki talenta 10 juga bukan berarti dia bisa mendominasi pelayanan dan tidak memberi kesempatan untuk AKK yang bertalenta 1.
Peran PKK untuk mendampingi AKK menemukan dan menggunakan talentanya sangat penting, karena dengan demikian AKK bisa mengerjakan panggilannya dengan efektif.
7. Melatih AKK untuk menjadi seorang PKK pada waktunya kelak.
Yesus mempersiapkan murid-murid-Nya untuk meneruskan mimpi-Nya. Dia menginvestasikan 3,5 tahun masa pelayanan-Nya bukan hanya untuk dunia, tetapi diwaktu-waktu khusus Dia mengajar murid-murid yang telah dipilih menjadi penerus-Nya. Pemimpin yang berhasil salah satunya adalah jika ia dapat mencetak pemimpin, tetapi tentu ini perjuangan yang panjang dan butuh ketekunan yang kuat. PKK yang mempersiapkan AKK dengan totalitas hidupnya, teladan, doa, ajaran yang kuat.
 Tentu tugas ini belum komprehensif, banyak sekali item-item yang bisa kita tambahkan sejauh kita semakin mengenal Yesus. Namun dengan ketujuh hal ini, setidaknya kita bisa bercermin kembali, sejauh mana perjuangan kita membentuk murid Kristus.
Bukan Pekerjaan Mudah
Realisasi bisa saja tidak seindah promosi, karena kita bisa gagal menjadi PKK. Kegagalan tidak selalu dilihat ketika yang terjadi adalah hasil yang buruk, tetapi kita dikatakan gagal jika kita tidak berperan dengan tepat sebagai pemimpin. Yesus pun memiliki seorang murid yang mengkhianati Dia, menjualnya hanya untuk 30 keping perak, Yudas. Apakah Yesus gagal dalam memuridkan? Tidak, tetapi Yesus telah mengerjakan bagiannya dengan tepat.
Pemimpin KTB memang bukanlah pekerjaan yang mudah, kita memuridkan seorang manusia yang berada didalam dosa, manusia yang dinamis, dan tidak ada habisnya untuk dikenali. Mengenal seorang manusia seperti membaca buku yang tidak pernah ada halaman terakhirnya. Demikianlah memimpin KTB, kita seperti membaca kembali tulisan sesorang dan kita siap sedia membawa penghapus untuk memperbaiki tulisan yang salah dan siap sedia dengan bolpoint untuk menuliskan kembali sesuatu yang benar didalam lembar-lembar hidup seseorang yang tak terbatas halamannya
 Kiranya dengan tulisan ini kita disemangati kembali untuk menjadi PKK yang mampu mengerjakan visi, menjadi pembuat murid-murid Kristus untuk meneruskan misi-Nya di zaman ini. Be a good leader.
  
Ditulis oleh : Fransisca Riswandani, S. Pt. (Ass. Staf Mahasiswa Perkantas Malang, Jawa Timur).
 DAFTAR PUSTAKA
Walter A. Hendrihksen. Murid-murid Kristus dibuat, bukan dilahirkan. Bandung : Kalam Hidup. 1977
Swarz A. & Eristoph Shalk. Pertumbuhan gereja alamiah (trj. Bahasa Indonesia oleh Tan Mellisa dan Natalia W. Sugiarto). Jakarta : Metanoia.
Pazmino (1994:59-76). ”By wath Authority of We Teach?: Sources of empowering Christian Autors. Grand Rapids : Baker book House.


Komentar