Pemimpin dan Ketidakadilan


Pemimpin dan Ketidakadilan
Oleh Stevanny ALK, S.Farm.Apt

Ketidakadilan sosial bukanlah suatu isu yang hanya hangat pada akhir-akhir ini saja, tetapi sudah menjadi isu penting sejak masa lalu. Salah satu Kitab Perjanjian Lama, yaitu Kitab Keluaran mencatat kisah bersejarah bagi bangsa Israel, dimana Tuhan membebaskan dan melepaskan bangsa Israel dari ketidakadilan (perbudakan) tirani Mesir. Di dalam Keluaran 1, kita dapat melihat bahwa bangsa Mesir menindas bangsa Israel dengan kerja paksa, bahkan Firaun memahitkan hidup bangsa Israel dengan pekerjaan yang berat. Semua itu dilakukan oleh Mesir karena jumlah bangsa Israel makin hari makin bertambah banyak, memenuhi negeri mereka, sehingga dikawatirkan bangsa Israel dapat menjadi ancaman bagi keberadaan pemerintahan Mesir pada waktu itu.
Suatu ketika, raja Mesir pun memerintahkan kepada bidan-bidan, termasuk Sifra dan Pua, yang menolong persalinan perempuan Ibrani untuk membunuh bayi laki-laki. Tetapi rencana itu pun digagalkan oleh mereka karena mereka hidup di dalam takut akan Tuhan. Mereka tidak mau melakukan seperti apa yang diperintahkan oleh Firaun, dan mereka membiarkan bayi-bayi itu hidup. Maka Tuhan memberkati hidup mereka. Kita dapat belajar dari kisah ini bahwa kuasa Raja Mesir yang begitu menakutkan pun, tidak membuat mereka takut dan ragu untuk melakukan kebenaran dan menegakkan keadilan bagi orang lain karena mereka lebih takut kepada Tuhan daripada kepada manusia.
Kekejaman dan penindasan Raja Mesir berlanjut dengan memberi perintah untuk melemparkan segala anak laki-laki yang lahir bagi orang Ibrani ke dalam Sungai Nil. Hal tersebut memberikan kita suatu pelajaran bahwa seorang pemimpin dapat menggunakan kuasa yang dimilikinya untuk menindas kebenaran dengan ketidakbenaran. Tetapi seorang pemimpin harus menyadari bahwa kuasa itu datangnya dari Tuhan, dan harus dipakai dengan bertanggung jawab untuk menegakkan keadilan-Nya di dunia ciptaan-Nya. Ketika seorang pemimpin melakukan ketidakadilan, itu berarti ia telah melawan Tuhan yang memberinya kuasa, dan mempermainkan keadilan Tuhan.
Ulangan 32:4 mencatat: "Gunung Batu, yang pekerjaanNya sempurna, karena segala jalan-Nya adil, Allah yang setia, dengan tiada kecurangan, adil, dan benar Dia". Dari Firman Tuhan tersebut, kita memahami bahwa Tuhan adalah Pribadi yang adil sehingga keberadaan kita sebagai anak-anak Tuhan seharusnya menghadirkan keadilan-Nya di tengah-tengah dunia. Biarkanlah keadilan-Nya yang nyata di dalam perkataan dan teladan hidup kita sehingga membawa setiap orang mengenal-Nya dan memuliakan-Nya. Amin. (Penulis melayani Pelayanan Siswa Surabaya)



Komentar