PERAN
IDOLA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA
oleh
Agung Kurniawan M.Psi.
PENDAHULUAN
Siswa adalah kelompok usia remaja yang memiliki rentang usia 13-19 tahun. Usia
remaja terbagi menjadi dua kategori yaitu pubertas (remaja awal) dan remaja
akhir. Masa remaja menurut para ahli psikologi perkembangan adalah usia yang
tidak memiliki identitas yang tepat. Erik Erikson seorang ahli psikologi juga
menyatakan bahwa masa remaja merupakan masa krisis identitas. Oleh karena itu
masa remaja adalah masa pencarian identitas pribadi dan rentan terhadap
pengaruh-pengaruh dari luar. Identifikasi merupakan ciri yang paling menonjol
dalam kehidupan remaja. Krisis identitas yang dimaksud adalah fase peralihan
diantara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Remaja mulai dituntut untuk mulai
memenuhi tugas perkembangan orang dewasa, namun di satu sisi remaja masih belum
mampu secara mandiri memenuhi tugas perkembangan orang dewasa sehingga
kadang-kadang masih diperlakukan seperti masa kanak-kanak. Pada masa krisis
identitas ini remaja masih kabur mengenai keunikan kepribadiannya, masa
pembentukan ideologis, kaburnya cita-cita, masa mempertanyakan kembali
nilai-nilai atau keyakinan dan sebagainya. Jadi pada masa krisis identitas
remaja masih belum bisa menentukan bagaimana dirinya, kemana dirinya pada
masa yang akan datang, dan dimana dirinya harus berkembang. Contoh : anak-anak
yang memasuki usia remaja sudah mulai diberi kebebasan untuk membeli baju
sendiri namun seringkali remaja masih susah memilih baju yang sesuai dengan
dirinya sehingga perlu minta pertimbangan orang tua.
Kebebasan
untuk membeli baju sendiri adalah suatu bentuk tuntutan untuk berperan sebagai
seorang dewasa, dimana biasanya pada masa kanak-kanak baju masih dibelikan oleh
orang tua. Tetapi kesulitan memilih baju yang sesuai dengan dirinya merupakan
salah satu kesulitan remaja untuk berperan sebagai seorang dewasa yang memiliki
kemantapan pribadi termasuk di dalamnya menetapkan model dan warna baju yang
sesuai dengan karakter pribadinya. Pada umumnya remaja adalah usia “ ikut arus
“ model dalam memilih baju sehingga kadang-kadang baju yang dipakai kurang “
pas “ dengan karakter pribadinya. Inilah salah satu contoh yang menunjukkan
bahwa remaja berada dalam krisis identitas. Identitas remaja adalah identitas
yang dipengaruhi oleh trend jaman. Trend jaman muncul karena dipengaruhi oleh
pencetus trend tersebut yang disebut dengan model (idola).
PENGARUH
IDOLA
Usia remaja merupakan usia yang rentan terhadap pengaruh-pengaruh baik yang
positif maupun negatif. Pengaruh-pengaruh tersebut meliputi banyak hal,
misalnya : tatanan rambut, model baju, musik, gambar, dan perilaku. Ada dua
faktor yang menjadi pengaruh utama kehidupan remaja yaitu kelompok dan idola.
Kelompok memberikan pengaruh yang kuat terhadap kehidupan remaja karena remaja
ingin diterima oleh kelompok. Kelompok bagi remaja merupakan tempat yang aman
dan nyaman karena dalam kelompok remaja menemukan komunitas yang “ senasib “
sehingga kelompok merupakan faktor terbesar dalam memberikan dukungan terhadap
remaja, khususnya dukungan secara moril/mental. Perasaan senasib yang dialami remaja,
membuat ikatan antar remaja dalam kelompok semakin besar sehingga mereka saling
menolong satu sama lain khususnya dalam bentuk dukungan.
Selain kelompok, idola juga memberikan pengaruh yang besar terhadap remaja,
apalagi jika idola tersebut merupakan tokoh dalam masyarakat (public figure),
artinya mampu menarik minat yang besar sejumlah orang dalam jumlah yang besar
pula. Menurut Erik Erikson, pada masa krisis identitas ini, hubungan sosial
yang signifikan yang mempengaruhi remaja adalah model kepemimpinan. Dalam hal
ini model kepemimpinan adalah seorang idola. Suatu contoh, jika ada sekelompok
band yang berhasil menarik minat banyak remaja sehingga para remaja berhasil “
terhipnotis “ olehnya dalam arti lagu tersebut memberikan kenyamanan bagi
remaja, maka secara perlahan para remaja mulai mengidentifikasi semua hal yang
ada pada kelompok band tersebut mulai dari baju yang dipakai hingga tatanan
rambutnya. Seseorang yang berhasil menyentuh hati remaja, maka orang tersebut
akan menjadi idola remaja tersebut. Faktor yang berhasil menyentuh hati remaja
adalah kemampuan memahami remaja, penerimaan yang tulus dan dukungan yang besar
terhadap kehidupan pribadinya. Kelompok band atau penyanyi yang lirik lagunya
memberikan penguatan atau penghiburan bagi remaja, maka kelompok band atau
penyanyi tersebut akan segera menjadi idola remaja.
Bagi
remaja, idola adalah sosok yang mampu memberikan inspirasi tentang kehidupan
yang memberdayakan dan sentuhan-sentuhan emosional yang mampu memberikan
penguatan. Inspirasi, dan sentuhan emosional yang menguatkan dan
memberdayakan adalah inspirasi dan sentuhan emosional yang sesuai dengan
kebutuhan remaja. Seperti tersebut di atas sebelumnya, kebutuhan seorang remaja
adalah kebutuhan untuk dipahami, dimengerti, dan didukung sepenuhnya. Kebutuhan
untuk dipahami dan dimengerti memerlukan sentuhan emosional, dukungan
sepenuhnya terhadap remaja memerlukan inspirasi yang tidak mengekang, namun
memberikan wawasan dan arahan yang tulus dan memberdayakan. Inspirasi yang memberdayakan
adalah memberikan pilihan-pilihan yang sesuai dengan kondisi remaja.
IDOLA
DAN KEPEMIMPINAN
Seorang idola sesungguhnya adalah sosok yang memiliki jiwa kepemimpinan. Idola
berarti identik dengan kepemimpinan. Maxwell (2001) menyimpulkan kepemimpinan
adalah sebagai suatu pengaruh. Burn (1978) membagi kepemimpinan menjadi dua
aspek, yaitu pertama, Idealized Influence yaitu : suatu
proses yang padanya seorang pemimpin mempengaruhi para pengikut dengan
menimbulkan emosi-emosi yang kuat dan identifikasi dengan para pemimpin
tersebut. Pemimpin menjadi model bagi pengikutnya dan kedua,Individual
Consideration yaitu : memberi dukungan, membesarkan hati dan memberi
pengalaman-pengalaman tentang pengembangan kepada para pengikut. Jika kita
perhatikan pola pengaruh seorang idola terhadap remaja sebagaimana disebutkan
sebelumnya, maka seorang idola menunjukkan ciri-ciri kedua aspek kepemimpinan
tersebut. Maka dapat disimpulkan bahwa sebenarnya seseorang yang berhasil
mempengaruhi orang lain dan mengikuti visinya oleh karena jiwa kepemimpinannya
telah menjadi seorang idola bagi orang lain.
Pengaruh seorang idola terhadap remaja tidak dipengaruhi oleh batas-batas
kedudukan, agama, ras, pendidikan, status ekonomi dan sebagainya. Seorang guru
yang memiliki wewenang atau kedudukan untuk mempengaruhi siswa di sekolah belum
tentu menjadi seorang idola bagi siswanya. Orang tua yang memberikan
kepedulian terhadap anaknya yang remaja setiap hari dengan cara memberi
makan, menyekolahkan, membelikan baju bahkan sampai menghantarkan anaknya
menjadi seorang juara, juga belum tentu menjadi seorang idola bagi
anaknya. Namun seseorang yang mampu memberikan kekuatan kepada remaja, yaitu :
mengembangkan seorang remaja maka orang tersebut akan berhasil menjadi seorang
idola bagi remaja (Maxwell, 1995). Mengembangkan remaja berarti menolong remaja
untuk mengatasi krisis identitas yang dialaminya.
IDOLA
DAN PEMBENTUKAN KARAKTER
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa seorang idola
menempati posisi yang strategis dalam mempengaruhi para remaja untuk melakukan
identifikasi terhadap idolanya. Identifikasi tersebut meliputi semua hal yang
terdapat pada sang idola mulai dari tatanan rambut, model pakaian, symbol,
bahkan sampai cara berbicara dan perilakunya. Identifikasi terhadap idola dapat
dilihat pada para penggemar Elvis Presley yang meliputi cara berpakaian, model
rambut, gaya menari saat menyanyi dan suara pada saat menyanyi. Demikianlah
kuatnya pengaruh seorang idola bahkan ketika sang idola sudah meninggal.
Pengaruh seorang idola dapat bertahan sepanjang masa melebihi umur sang idola
itu sendiri.
Kekuatan pengaruh seorang idola dapat pula diterapkan dalam pelayanan siswa.
Para tim pembimbing siswa perlu mengusahakan dirinya masing-masing menjadi
seorang idola bagi adik-adik bimbingnya. Jika kakak-kakak tim pembimbing siswa
berhasil menjadi idola, maka kakak-kakak tim pembimbing siswa dapat memberikan
pengaruh yang kuat untuk diidentifikasi khususnya dalam hal karakter. Oleh
karena ciri utama remaja adalah identifikasi, maka metode menjadi idola bagi
remaja dapat menjadi salah satu pilihan metode pembinaan dalam
pembentukan karakter dan pembinaan siswa.
Namun seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa untuk menjadi idola yang lekat
dengan remaja, memerlukan suatu usaha pendampingan yang inspirasional dan
memiliki kekuatan emosional ketika berelasi dengan remaja. Hubungan yang
inspirasional dan memiliki kekuatan emosional melibatkan tingkat kepemimpinan
yang memberi kekuatan kepada remaja, yaitu menolong mengembangkan potensi
remaja itu sendiri. Aspek-aspek yang perlu dikembangkan adalah semua aspek yang
membentuk dirinya secara utuh menjadi seorang pribadi yang unik berbeda dengan
pribadi lainnya sehingga mempersiapkan remaja untuk menjadi seorang dewasa yang
matang. Oleh karena itu perlu sekali mengetahui potensi seorang remaja,
cita-cita dan harapannya secara individu atau secara umum. Contoh dalam
menolong remaja untuk mengembangkan dirinya : remaja perlu ditolong untuk lebih
percaya diri tampil di depan umum, karena hal ini merupakan kesulitan yang umum
dimiliki oleh seorang remaja; menolong remaja untuk sukses dalam studi dan
mengarahkan remaja untuk memilih jurusan studi atau karir pekerjaan;
keberhasilan memasuki suatu jurusan studi yang diidamkan remaja pada umumnya
dengan menggunakan metode belajar tertentu juga dapat menjadi inspirasi bagi
remaja untuk mengidentifikasi juga metode belajar yang digunakan.
Ketika seseorang telah berhasil menjadi seorang idola bagi remaja, maka itu
merupakan kesempatan terbaik untuk menancapkan pengaruh karakter yang benar
sesuai dengan alkitab sebesar-besarnya, dan sedalam-dalamnya. Pengaruh kekuatan
seorang idola dalam hal pembentukan karakter yang sesuai dengan Alkitab dapat
membekas sepanjang hidup sekalipun sang idola sudah tiada.
Daftar
Pustaka :
Weiten,
Wayne (1989); Themes & Variations, third edition, page.433 - 450;
California : Brooks/ Cole Publishing Company
Bass,
Bernard.M. (1998); Trasformational Leadership; New Jersey : Lawrence Erlbaum
Associates, Inc.
Maxwell,
C. John (1995); Mengembangkan Kepemimpinan Di Dalam Diri Anda (Terjemahan:
Anton Adiwiyoto); Jakarta : Binarupa Aksara
Maxwell,
C. John (2001); The 21 Irrefutable Laws Of Leadership (Terjemahan: Drs. Arvin
Saputra); Batam : Penerbit Interaksa
Sumber
gambar : http://nurse-stock.blogspot.com/2008/12/second-rule-of-trader-mentor.html
Komentar
Posting Komentar