PEMIMPIN KTB YANG BAIK (GOOD SHEPHERD)


PEMIMPIN KTB YANG BAIK (GOOD SHEPHERD) 
oleh Imanuel Meok.M.Div.

Prolog
 Usia Perkantas tidak lagi muda tetapi belum bisa dikatakan tua di bumi  Indonesia, bila dibandingkan dengan beberapa lembaga pelayanan rohani yang sejenis yang melayani siswa, mahasiswa dan  alumni (SMA).  Tentunya perjalanan sejarah Perkantas, tidak terlepas dari berbagai macam tantangan dan hambatan.  Pasang-surut, pahit-getir, suka dan duka pernah dirasakan oleh para pengurusnya selama  memperjuangkan visi dan misi Perkantas yang Tuhan mandatkan kepada mereka.
Visi dan Misi Perkantas adalah mempersiapkan dan membina siswa dan mahasiswa untuk menjadi berkat, garam dan terang dalam keluarga, gereja, masyarakat, Negara dan dunia melalui pemberitaan Injil, pembinaan dan pemuridan.  Untuk mencapai visi ini maka semua komponen pelayanan seperti SMA mengadakan program pelayanan penginjilan dan pemuridan.  Maka dapat dikatakan bahwa penginjilan dan pemuridan merupakan core business dari semua komponen SMA di seluruh Perkantas di Indonesia.
Walaupun metode pelayanan penginjilan dan pemuridan menjadi fokus utama pelayanan SMA, bukan berarti keduanya dapat dengan muda dilakukan di dunia SMA.  Karena bagi jiwa muda  dari siswa dan mahasiswa yang lebih suka bersantai plus budaya instant mau cepat jadi tanpa proses belajar yang panjang, dapat menggagalkan kegiatan KTB.  Belum lagi ditambah dengan maraknya  kegiataan ekstra kurikuler dan les-les tambahan  dari siswa, dan padatnya jadwal kuliah pada mahasiswa.  Sedangkan alumni dengan  kesibukan kerja dan keluarga, seringkali menjadi alasan-alasan yang rasional untuk menghentikan kegiatan penginjilan dan pemuridan.
Di tengah-tengah berbagai kesulitan untuk melakukan pembinaan melalui penginjilan, dan terutama mengadakan Kelompok Tumbuh Bersama (KTB), maka tidak ada cara lain untuk melakukan PI dan KTB, selain tetap tekun meneruskan PI dan KTB.  Mau tidak mau, suka tidak suka PI dan KTB harus tetap dilakukan apabila ingin mencapai visi termandat.  The vision and mission must go on, PI dan KTB harus dilakukan. Maka diperlukan para pemimpin yang bukan hanya mau tetapi juga yang cakap mengajar dan rela berkorban, yang saya namakan Good Sheperd atau Pemimpin Yang Baik.

PEMIMPIN KTB YANG BAIK (GOOD SHEPERD)
            Acap kali bagi kebanyakan calon pemimpin KTB yang akan memimpin, umumnya mengalami kendala psikologis seperti merasa kurang percaya diri karena belum tahu banyak doktrin, dan takut kalau-kalau adik KTB lebih pandai dan bertanya yang macam-macam.  Atau ada juga bergaya takut seperti Musa waktu dipanggil Allah, tidak pandai bicara. Yang lain merasa bahwa dirinya belum cukup baik secara rohani, maupun tidak terampil untuk memimpin kelompok kecil.  Padahal menurut kakak KTB-nya dia sudah layak dan dapat memimpin KTB baru. 
            Sebenarnya alasan-alasan umum di atas, mengekspresikan  syarat-syarat dasar untuk menjadi pemimpin KTB yang baik, yaitu memiliki pengetahuan alkitab yang memadai, keterampilan memimpin kelompok dan kehidupan rohani yang baik.  Jadi, secara sederhana apabila kita ingin menjadi seorang pemimpin KTB yang baik, maka kita harus memperlengkapi diri dengan pemahaman kebenaran dokitrinal atau pengajaran Alkitab yang memadai  (doktrin Allah, Manusia, Alkitab, Keselamatan, Roh Kudus, Kristus, Akhir Zaman) mengembangkan kemampuan memimpin kelompok dalam diskusi dan meningkatkan hubungan pribadi dengan Tuhan.  Maka kita dapat menyimpulkan bahwa seorang pemimpin KTB yang baik adalah pemimpin yang mempunyai pemahaman doktrinal yang alkitabiah, mempunyai kemampuan memimpin kelompok dan mempunyai relasi pribadi yang erat dengan Tuhan.

Pemimpin yang Mempunyai Pemahaman Doktrinal yang Alkitabiah
 Seorang pemimpin KTB yang baik adalah seorang yang mempunyai pemahaman doktrinal yang  alkitabiah.  Pemimpin KTB itu ibarat seorang gembala yang baik.  Sebagai gembala yang baik, maka seorang gembala bukan hanya dituntut untuk mengetahui di mana wilayah yang berumput hijau dan berair jernih yang aman bagi para domba, akan tetapi, gembala juga harus tahu jenis-jenis rumput beracun yang bisa saja termakan oleh domba-dombanya yang belum berpengalaman atau yang tidak tahu membedakan rumput mana yang harus dimakan dan mana yang tidak boleh karena beracun.  Dalam membimbing anak KTB, seorang pemimpin KTB juga harus banyak belajar untuk mengetahui mana ajaran yang benar, yang alkitabiah dan mana pengajaran yang diluar kebenaran alkitab atau yang sesat. Karena di tengah-tengah alam demokrasi yang menghargai perbedaan pendapat teologis, termasuk yang bertentangan dengan dengan Alkitab, adik-adik KTB kita bisa saja termakan dengan ajaran yang sesat.  Karena itu seorang pemimpin mau tidak mau harus lebih banyak belajar tentang dokrin-doktrin yang alkitabiah untuk memberi makanan rohani yang sehat bagi adik-adik KTBnya.          
            Memang tidak cukup untuk hanya bergantung dari bahan-bahan KTB yang biasa dipakai apabila ingin mengetahui kebenaran doktrinal yang alkitabiah secara lebih mendalam.  Maka peranan pemimpin harus berinisiatif untuk mencari bahan tambahan mengenai topik doktrinal atau isu-isu teologis tertentu untuk dibahas secara khusus guna memperdalam materi yang ada.  Tentunya hal ini bukan untuk menjadikan pemimpin KTB menjadi seorang Sarjana Teologia atau adik-adik KTB menjadi mahasiswa teologi.  Akan tetapi untuk menjaga adik-adik KTB dari pemahaman-pemahaman yang menyesatkan dari sisi pengajaran.  Karena pemahaman dokrinal (benar atau tidak) dari seseorang turut  berpengaruh besar pada seluruh perilakunya sehari-hari. Rasul Paulus berkata dalam Roma 12 :2 “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”
            Dalam membimbing adik-adik KTB untuk menyukai hal-hal doktrinal, maka pemimpin perlu mengarahkan mereka untuk mengikuti seminar-seminar atau training-training yang membahas tentang topik-topik doktrinal. Informasi-informasi tentang buku-buku doktrinal yang baik perlu diberikan  kepada anggota  KTB supaya dibaca. Jadi pemimpin berperan sebagai pemberi informasi maupun opini guna menguatkan pemahaman doktrinal adik KTB.

Pemimpin yang Mempunyai Kemampuan Memimpin Kelompok
 Seorang Pemimpin KTB yang baik yaitu seorang yang mempunyai kemampuan memimpin kelompok baik selama diskusi terjadi, maupun diluar acara KTB.  Tentang kemampuan memimpin diskusi dalam PA, maka seorang pemimpin hendaklah telah menguasai dan terbiasa melakukan metode PA induktif.  Hal ini diperlukan untuk mengurangi perdebatan yang out of contex dalam suatu diskusi.  Ada kalanya penafsiran adik KTB melenceng arahnya dari penggalian perikop yang diwajibkan maka dengan metode PA induktif dapat membantu pemimpin untuk mengarahkan diskusi sesuai dengan konteks alkitab.  Lebih jauh Pemimpin bukanlah seorang pengkhotbah kecil dalam kelompok, atau bertindak seperti Mr. Know All (yang tahu semua jawaban yang ditanyakan).  Karena itu pemimpin yang baik perlu belajar untuk mengembangkan kemampuannya sebagai pemimpin diskusi yang baik. 
            Dalam memimpin kelompok  pemimpin harus berperan sebagai:[1]
Pencari informasi dan opini.  Hal ini dilakukan dengan menanyakan data, informasi, pandangan-pandangan, kemungkinan-kemungkinan perasaan-perasaan dari para anggota untuk memudahkan diskusi.
Pemrakarsa.  Pemimpin sebagai pemrakarsa kegiatan-kegiatan dalam kelompok dengan mengusulkan tujuan-tujuan dan tugas-tugas yang harus dikerjakan.
Pengarah.  Pemimpin memusatkan perhatian kelompok pada pekerjaan yang harus dikerjakan dan mengatur cara-cara menyelesaikannya.
Pembuat ringkasan.  Mengumpulkan hal-hal pokok yang dibahas dalam diskusi kelompok dan menyusun ikthisarnya.
Koordinator.  Memperhatikan bagaimana aspek-aspek yang berbeda dari diskusi atau kehidupan kelompok dapat saling berhubungan.  Dan menyelaraskan kegiatan-kegiatannya yang dilakukan oleh para anggota kelompok.

            Kemampuan memimpin yang baik dari seorang pemimpin KTB juga harus ditunjukkan sewaktu memimpin kelompok di luar waktu pertemuan khusus saat berKTB.  Pemimpin bukan hanya memimpin diskusi tetapi dia harus memelihara kelompok KTB-nya.  Karena itu dalam menggembalakan kelompoknya seorang pemimpin harus berperan sebagai :[2]
Pendorong partisipasi anggota: menolong anggota-anggota kelompok untuk menyatakan apa yang mereka pikirkan dan rasakan dengan cara menerima semua yang mereka nyatakan sebagai tanggapan yang benar dan sungguh-sungguh.  Mendengarkan setiap orang dengan seksama.
Pencipta keharmonisan dan kesepakatan:  menyelesaikan konflik-konflik dan ketidaksesuaian di antara anggota dengan cara menganalisa perbedaan-perbedaan itu secara obyektif dan berusaha menari titik temu. 
Mengurangi ketegangan: memberikan kesempatan untuk bebas dari tekanan dan ketegangan dengan cara bermain atau memberikan pilihan-pilihan untuk aktivitas kelompok yang menyenangkan dan menggembirakan.
Penolong dalam komunikasi: mengadakan waktu untuk berbincang-bincang di antara para anggota dan mendemonstrasikan keterbukaan, menanyakan pertanyaan-pertanyaan dan memastikan bahwa setiap anggota mengerti satu dengan yang lain.
Masalah  antar pribadi: menyelesaikan konflik-konflik antar anggota dan meningkatkan rasa kesatuan di dalam kelompok dengan memberikan kesempatan untuk bercakap-cakap secara terbuka.

Bagi para pemimpin KTB baik yang sudah lama memimpin maupun yang masih baru, perlu menyadari bahwa ketrampilan memimpin hanya dapat dimiliki apabila pemimpin itu mau belajar untuk menerapkan semua poin-poin penting di atas.

Pemimpin KTB yang baik adalah Pemimpin yang Mempunyai Relasi Pribadi yang Erat dengan Tuhan
             Seorang yang melakukan kepemimpinan dalam KTB sesungguhnya sedang melakukan kepemimpinan rohani.  Dan kepemimpinan rohani hanya dapat dilakukan oleh pemimpin KTB mempunyai relasi yang erat dengan Allah.  Relasi yang erat dengan Tuhan dapat dilihat dari kehidupan doa Seorang pemimpin KTB, ketaatan-Nya dalam menaati Firman Tuhan,  dan kesediaannya berkorban dalam memimpin KTB. 
Seorang pemimpin KTB yang baik harus menjadi teladan bagi adik-adik KTBnya dalam hal rohani.  Ini adalah hal yang mutlak harus terjadi.  Ketergantungannya kepada Tuhan yang deiwujudkannya dalam doa, ketaatannya kepada Firman Tuhan dan kerelaannya melayani, harus dapat dilihat dan dirasakan oleh adik-adik KTB-nya.  Karena dengan kehidupan rohani yang baik, itu akan memberikan pengaruh besar kepada kehidupan rohani adik-adik KTBnya. 
Sebagaimana kepemimpinan adalah memberi pengaruh maka seorang pemimpin KTB apabila ingin mempengaruhi adik-adik KTB-nya, ia harus banyak berdoa.  Hudson Taylor, seorang misionaris yang menginjili negeri Tiongkok pernah berkata “kita hanya dapat menggerakkan orang, dengan perantaraan Allah, hanya dengan doa.” Di dalam karirnya sebagai utusan injil, ia membuktikan kebenaran ini ratusan kali.  Tuhan Yesus sebelum memulai pelayanan-Nya dan memilih para murid, Ia berdoa dan berpuasa 40 hari.  Maka tidak ada cara lain untuk memberi pengaruh rohani yang besar kepada anggota KTB selain mendoakan mereka.  Karena itu dalam pengembalaan, pemimpin KTB harus banyak memberi waktu untuk mendoakan adik-adik KTB-nya satu per satu.  Oswald Sanders, seorang penulis Kristen berkata: “Manusia adalah obyek yang sulit digerakkan, dan jauh lebih mudah untuk berdoa bagi kebutuhan yang bersifat sementara daripada berdoa untuk keadaan yang melibatkan seluk-beluk dan kekerasan hati manusia.  Tetapi justru dalam keadaan seperti itulah   maka pemimpin harus membuktikan kekuatannya untuk menggerakkan hati manusia kearah mana ia yakin Allah berkehendak.  Dan Allah telah menaruh kunci ke dalam tangannya untuk menanggulangi masalah yang rumit ini.”[3] Dengan kata lain, doa mempunyai peranan penting dalam pembentukan karohanian dan perubahan hidup anggota KTB.
Kehidupan rohani seorang pemimpin KTB yang baik juga harus ditunjukkan dalam ketaatan kepada firman Tuhan.  Pemimpin harus sadar bahwa pertumbuhan rohani hanya tampak lewat ketaatan kepada firman Tuhan bukan aktifitas-aktifitas rohani.  Maka itu berarti bahwa pemimpin KTB yang baik akan menjadi model atau teladan bagi para adik KTB.  Teladannya dalam ketaatan dapat ditunjukkan dalam kerelaan melayani adik-adik KTB tanpa pamrih, sebaliknya rela berkorban bagi pelayanan KTB.  Pengorbanan pemimpin KTB harus tampak dalam hal memberi waktu, tenaga, dan dana bagi pertumbuhan rohani KTB-nya.  Hal ini akan diteladani oleh adik-adik KTB. 
Kehidupan rohani yang baik dari pemimpin juga harus tampak dalam sikap pemimpin dalam hal disiplin.  Pemimpin harus menuntun adik-adik KTB untuk belajar disiplin waktu,  mempersiapkan bahan, belajar, dll.  Pemimpin juga harus berani memberi sanksi apabila ada tindakan tidak disiplin dari anggota.  Untuk itu pemimpin KTB juga berani mendisiplin dirinya sebelum mendisiplin anggota KTB.  Integritas atau kesesuaian aantara perkataan atau pengajaran dan tindakan harus ditunjukkan pemimpin KTB kepada adik-adik KTB-nya.  Dengan demikian maka pemimpin dapat menjadi model yang baik bagi adik-adik KTB dalam hal kehidupan rohani dan kehidupan praktisnya sehari-hari.
Kembali ke definisi kita tentang Seorang pemimpin KTB yang baik adalah seorang yang mempunyai pemahaman doktinal yang alkitabiah, yang mempunyai kemampuan memimpin kelompok, dan mempunyai relasi yang erat dengan Tuhan.  Rasanya  masih banyak sikap lain yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin KTB yang baik, namun sikap-sikap yang lain itu hanya akan terjadi apabila pemimpin KTB mempunyai relasi yang erat dengan Tuhan.  Maka otomatis, sikap-sikap atau karakter yang baik dari seorang pemimpin akan tampak dan dapat dirasakan oleh adik-adik KTB-nya.

Epilog
              Memahami siapakah Good Sheperd atau Pemimpin KTB yang Baik dan peranannya, bukan menjamin kita akan menjadi seperti yang dimaksud apabila kita tidak pernah berusaha untuk menerapkannya.  Karena itu marilah kita berusaha menjadi Good Sheperd supaya Indonesia dipenuhi oleh  para pemimpin yang menjadi garam dan terang di keluarga, gereja, bangsa dan Negara serta dunia sesuai dengan visi dan misi Perkantas yang diberikan Tuhan.   Maka tidak ada cara lain, selain melakukan penginjilan, dan terutama pemuridan sebagai follow up-nya. 
            Keberadaan Perkantas di bumi Indonesia selama 34 tahun dan perkembangannya ke hampir seluruh kampus dan kota propinsi dan banyak daerah tingkat II di Indonesia, sedikit banyak telah membuktikan kepada kita hasil dari pelaksanaan Visi dan Misi; penginjilan serta pemuridan.  Telah banyak murid yang dihasilkan oleh para pemurid yang mempraktekan Good Sheperd kepada KTB yang Tuhan percayakan kepada mereka.  Mungkin anda adalah salah satu hasil dari para Good Sheperd itu. 



[1] Steve Barker, Buku Pegangan: Pemimpin Kelompok Kecil (Jakarta: Perkantas, 2000) 55.
[2] Ibid. 56.  Ada banyak usulan penting  tentang bagaimana memelihara kelompok dalam buku ini. Namun penulis hanya beberapa poin penting yang dirasa penting untuk tulisan singkat ini.
[3] J. Oswald Sanders, Kepemimpinan Rohani (Bandung: Kalam Hidup, 1993) 91


Komentar