Membangun Kepemimpinan Siswa Melalui Kelompok Tumbuh Bersama


Membangun Kepemimpinan Siswa Melalui Kelompok Tumbuh Bersama 
oleh Drs. Johan Deretah, M.A.

Bagian penting dan integral dalam pelayanan Pemuridan atau yang dalam pelayanan Siswa Perkantas dikenal dengan Kelompok Tumbuh Bersama (KTB) adalah multiplikasi, atau pelpatgandaan. Pelipatgandaan menjamin setidaknya dua hal, pertama pelayanan KTB yang ada telah berjalan sebagaimana seharusnya yang dibuktikan dengan dihasilkannya pemimpin-pemimpin KTB baru; kedua, pelipatgandaan ini akan menjamin kontinuitas pelayanan KTB di masa-masa mendatang. Mengupas pelipatgandaan berarti bertutur tentang menghasilkan pemimpin! Yaitu mereka yang memiliki karakter ‘dapat dipercayai’. Demikian yang disampaikan Paulus dalam suratnya kepada Timotius “Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain.” (II Tim 2:2).
Pemimpin-pemimpin yang berkualifikasi dapat dipercayai adalah pemimpin-pemimpin yang dicari di sepanjang zaman, bukan hanya zaman Paulus dan Timotius, tetapi zaman kini dan yang akan datang. Pencarian pemimpin dengan kualifikasi ini bukan terjadi begitu saja, tetapi sebuah keniscayaan dari kebutuhan dunia yang carut marut ini, sebuah dunia yang memerlukan kepercayaan. Tetapi bagaimana menemukan pemimpin dengan kulitas seperti itu? Rasanya belum hilang dari pendengaran kita adanya kasus kecurangan dalam ujian nasional, seperti yang sempat diungkapkan oleh komunitas Air mata guru di Medan, jika ujian nasional yang dijadikan patokan kelulusan saja ada kecurangan pelaksanaannya, bagaimana dengan yang lainnya? Niscaya juga susah untuk dipercaya! Jika terus demikian, bagaimana kita bisa menemukan pemimpin yang dipercaya muncul dari kalangan siswa kini?
Di tengah kesulitan ini, semoga masih bisa ditemukan harapan untuk menemukan pemimpin-pemimpin yang dapat dipercayakan untuk zaman kini dan kedepan. Saat ini dari jutaan siswa yang sedang belajar ada puluhan ribu siswa Kristen, dari puluhan ribu siswa Kristen ada ribuan siswa Kristen yang kini sedang mengikuti pelayanan Pemuridan. Masih ada harapan, dari mereka yang saat ini sedang mengikuti pelayanan KTB akan lahir sebagai-pemimpin-pemimpin yang dapat dipercayai. Tetapi hal ini bukan hanya datang begitu saja, harus ada yang dilakukan! Tepat seperti apa yang pernah dituliskan oleh Maxwell “orang selalu bertanya kepada saya apakah kepemimpinan itu suatu bakat sejak lahir. Saya selalu menjawab, “Ya, tentu saja…Saya belum pernah berjumpa dengan seorang pemimpin yang datang ke dunia lewat cara lain selain dilahirkan!”…walau benar bahwa ada orang yang dilahirkan dengan karunia alami yang lebih besar daripada yang lain, kemampuan memimpin itu sesungguhnya merupakan kumpulan dari berbagai ketrampilan yang seluruhnya dapat dipelajari serta ditingkatkan.” (Maxwell, The 21 Irrefutable Laws of  Leadership, 2001: 64-65)
KTB sungguh bisa menjadi harapan untuk menghasilkan pemimpin-pemimpin yang dapat dipercayai, karena dalam KTB melatih orang untuk penundukan diri dalam segala hal kepada kebenaran Kristus (Ef 4:15), lebih jauh bagaimana proses ini, tulisan ini akan menolong melihat bagian demi bagian yang diperlukan untuk membangun kepemimpinan siswa.

Karakter: Dapat Dipercayai
Kata yang berasal dari Yunani ‘pistos’ dalam Alkitab Terjemahan Baru diartikan ‘dapat dipercayai’, NKJ menterjemahkan dengan ‘faithfull’ yang memiliki arti juga ‘setia’, NIV memilih kata ‘reliable’ yang berarti ‘dapat diandalkan’. Kata yang sama ini digunakan juga oleh Tuhan Yesus dalam perumpamaan tentang talenta. Gambaran yang tampak dari kata setia adalah tentang hamba yang melaksanakan dengan sungguh-sungguh yang dipercayakan tuannya.
Lebih detail tentang bagian tersebut, kesetiaan hamba tersebut semakin tampak jika kita lebih jauh melihat dari banyak kemungkinan yang bisa diambil oleh hamba yang mendapat dua dan lima talenta. Pertama, mereka berdua bisa saja bersekutu kemudian mengupah orang untuk membunuh tuannya yang sedang bepergian, sehingga mereka akan leluasa untuk memiliki atau membawa lari harta yang dipercayakan kepadanya. Kemungkinan lain yang bisa dilakukan adalah mereka tidak dengan penuh melaporkan hasil yang diperoleh dari talenta yang dipercayakan kepadanya, atau zaman sekarang menggunakan kata manipulasi. Tampak dari kisah tersebut, dua kemungkinan yang bisa saja diambil tidak ada yang dipilihnya. Yang terjadi adalah, mereka mengerjakan apa yang dipercayakan tuannya dan memberikan semua hak milik tuannya kepada tuannya. Kalimat yang digunakan oleh hamba yang dapat lima talenta ketika melaporkan hasil kerjanya adalah demikian: “Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku…”, demikian juga dengan hamba yang mendapat dua talenta, menggunakan kalimat yang sama.
Pemimpin-pemimpin yang memiliki karakter seperti inilah yang seharusnya ada saat ini, pemimpin yang setia kepada siapa ia dapat kepercayaan! Sehinga kepercayaan-kepercayaan lain akan menyusul diberikan kepadanya. Tepat demikian yang dituliskan oleh Lord Montgomery seperti dikutip oleh Oswald Sanders bahwa seorang pemimpin harus memperoleh kepercayaan orang. (Sanders, Kepemimpinan Rohani, 1979:25).
Dapat dipercayai tidak sebanding lurus dengan kemampuan argumentasi seorang pemimpin. Dapat dipercayai, adalah karakter yang membawa orang lain dalam ketenangan dan tidak perlu khawatir terhadap hal-hal yang telah dipercayakan kepadanya. Patut disayangkan bahwa banyak Generasi telah kehilangan kesempatan untuk merasakan ketenangan ini karena pemimpin-pemimpin yang ada telah memiliki kepintaran dalam mengajukan argumentasi daripada mengedepankan karakter setia yang dimilikinya.
Bagaimana menghasilkan pemimpin-pemimpin demikian?

KTB: Latihan dari Hal Kecil
Sejauh ini, KTB telah banyak membangun siswa dan mahasiswa, hal ini tidak lepas dari perhatian yang mendalam kepada pribadi-pribadi yang terlibat dalam KTB. Perhatian kepada pribadi-pribadi inilah yang akan menolong lahirnya pemimpin-pemimpin yang handal. Demikian seperti yang pernah diungkap oleh Oswald Sanders “Murid-murid tidak dibuat secara borongan. Mereka dilatih satu persatu,…” (Sanders, 1979:154). Hal ini memberikan pesan bahwa KTB akan menjadi tempat yang ideal untuk melahirkan pemimpin-pemimpin.
Kapan harus memulainya? Ini adalah pertanyaan yang akan muncul jika kita setuju dengan paragraf  di atas. Harus diakui, pelayanan KTB berlomba dengan trend zaman yang sedang gencar menjamahi para siswa, tak terkecuali siswa Kristen. Semakin dini prinsip-prinsip kepemimpinan diperkenalkan, dilatihkan maka akan segera membentuk kepemimpinna di lingkungan siswa. Tentu saja, semua dimulai dari hal kecil. Apa yang dilakukan dalam KTB akan menolong siswa untuk membangun kepemimpinannya.
Pemahaman Alkitab, hal ini bukan semata menambah wawasan dan pengertian tentang berita Alkkitab atau persoalan-persoalan Alkitab, tetapi menolong siswa untuk tunduk kepada kebenaran Alkitab sehingga Allah yang berbicara dalam Alkitab, akan mengubahkan hidup setiap siswa yang belajar Firman Allah. ‘Pembaharuan budi’ seperti yang disampaikan Paulus kepada Jemaat Roma hanya mungkin terjadi jika ada penundukan kepada otoritas Allah. Sikap ini akan menghasilkan orang yang takut akan Allah, sehingga jika para pemimpin kedepan adalah orang-orang yang takut akan Aallah, maka yang terjadi adalah akan ada kepercayaan yang besar dan penuh dari orang-orang yang dipimpinnya.
Pemahaman Alkitab akan menolong seseorang melihat persoalan-persoalan yang muncul, karena Alkitab kita terbuka mengupas persoalan-persoalan yang dihadapi oleh manusia. Alkitab tidak mengkultuskan manusia, atau nabi sebagai orang yang harus ditutup-tutupi kesalahannya. Dari merekalah akan hadir kebenaran-kebenaran yang sedang disampaikan Allah. Bukan itu saja, jika tokoh-tokoh besar memiliki kemungkinan untuk keliru sampai dengan jatuh, maka siapa para pemimpin kini yang akan ‘imun’ dari kesalahan dan godaan. Dengan banyak bahan Pemahaman Alkitab yang dipelajari dalam KTB, maka semakin banyak perlengkapan yang di dapat setiap siswa untuk menggali prinsip-prinsip kepemimpinan yang berarti akan melatihnya untuk menjadi pemimpin.
Latihan Memimpin, maksudnya dalam proses KTB yang memimpin pertemuan KTB bukan hanya pemimpin KTB, tetapi juga anggota KTB. Proses ini akan memberikan pelatihan kepemimpinan mulai tanggungjawab dan kesungguhan dengan persiapan-persiapan yang matang dan serius, komunikasi, menangkap ide sampai dengan menyelesaikan perbedaan-perbedaan yang ada. Banyak kasus telah penulis temukan bahwa, ada siswa-siswa yang di dalam kelas di sekolah tidak berani berpendapat mengakui bahwa setelah dalam KTB, mereka memiliki keberanian itu. Memang kepemimpinan tidak identik dengan berkomuniasi, tetapi keberanian itu akan membawa para siswa kepada langkah-langkah yang lebih besar lagi.
Dalam langkah berikutnya, keberhasilan bermultiplikasi akan segera menempatkan setiap anggota KTB untuk menjadi pemimpin rohani dengan 3 atau 4 orang adik rohani. Hal ini akan semakin membuat nyata pelatihan kepemimpinan yang sedang dijalani. Sekalipun dalam tahap ini dia sudah menjadi pemimpin, sesungguhnya dia juga masih menjadi orang yang dipimpin. Keadaan ini akan melatih siswa atau anggota KTB untuk menyadari bahwa tidak ada kepemimpinan yang mutlak dan ultimat selain Allah. Kesadaran ini akan menghasilkan pemimpin yang duwe rumongso (jawa, artinya tahu diri).
Sharing, bagian ini tidak asing dalam KTB. Seorang dilatih untuk untuk membagikan beban, persoalan, kelemahan pribadi dan banyak hal lagi bisa dilakukan dalam sharing. Tentu dalam kepemimpinan ini akan menolong, demikian apa yang dituliskan Sandjaya “Pemimpin membutuhkan teman bicara dari hati ke hati untuk mencurahkan berbagai kesesakan hidup yang ia alami. Ia membutuhkan sebuah uluran tangan yang merangkul pundaknya dan mengingatkan bahwa ia tidak sendirian dalam melawati saat-saat yang sulit dalam menjalankan tanggung jawabnya sebagai pemimpin” (Kepemimpinan Kristen, 200:97).
Sharing dalam KTB bukan hanya menolong orang dikuatkan, tetapi melatih orang untuk terbuka, keterbukaan ini akan menolong seseorang dipercaya, bukan karena ia telah bersalah, tetapi oleh karenba kejujurannya. Hal ini dilakukan oleh karena keberanian di satu pihak dan kesediaan menerima dan membangun di pihak lain. Saat ini sungguh kita memerlukan pemimpin yang berani mengakui kelemahannya dan anggota yang bersedia menerima dan membangun. Di lingkungan Kristen kita juga masih sulit menemukan kondisi ini.
Apa yang dilakukan dalam kelompok kecil inilah yang akan mempersiapkan siswa menjadi pemimpin. Karena itu membimbing KTB siswa sesungguhnya sedang mempersiapkan pemimpin di masa depan! Dari hal-hal yang kecil ini, akan dipercayakan hal-hal besar. Jika kita bisa dipercayai dalam ini, niscaya akan lahir pemimpin-pemimpin yang bisa dipercayai.


Komentar