oleh
Rieka Intansari
Apakah
identitas diri itu? Jika kita sering diminta untuk mengeluarkan kartu identitas
kita, apa saja yang tertera disana? Nama, alamat, jenis kelamin, pekerjaan,
status, tempat/tanggal lahir, agama, golongan darah, dll. Kaum muda dan remaja
sedang berproses untuk menyusun jawaban atas pertanyaan identitas tersebut.
Mereka sedang memperjuangkan apa arti nama mereka di mata masyarakat. Mereka
sedang mencari tahu bagaimana mereka berperan dalam kapasitas gender mereka,
bahkan sebagian dari mereka sedang mencari tahu apakah mereka seorang laki-laki
atau perempuan. Mereka sedang menentukan sikap sebagai seorang pelajar ataukah
bekerja, apa pekerjaan mereka kelak sebagai pegawai, pengusaha, pekerja sosial,
pemuka agama ataukah menjadi seorang penjahat. Kaum Muda juga sedang mencari
jawaban akan status mereka, akankah menikah, single, ataukah nantinya
menjadi janda/duda. Mereka pun sedang mencari jati diri dalam kehidupan rohani
yang ada, apakah akan memilih Kristus, penganut aliran kepercayaan, Muhammad,
Budha atau yang lainnya. Kaum muda dan remaja sedang berburu dan berjuang untuk
menemukan siapa sebetulnya diri mereka. Erik Erickson (tokoh penggagas teori
psikologi) menyebutnya sebagai fase pencarian identitas.
Identitas
itu sendiri merupakan potret diri yang terdiri dari banyak bagian (identitas
karir, agama, intelektual, seksual, budaya, minat, kepribadian, citra diri) (Santrock,
2003). Sedangkan dalam tahapan perkembangan yang dialami individu, remaja
dihadapkan untuk memutuskan siapa mereka, apa mereka dan kemana tujuan mereka
dalam hidup. Fase ini oleh Erik Erickson dinamakan identitas versus kebingungan
identitas (identity versus identity confusion). Jika pada fase remajanya,
individu bisa menemukan dirinya maka ia akan dapat membentuk identitas yang
pasti dan pada akhirnya akan dapat menjalani kehidupannya di fase berikutnya
menjadi lebih positif. Sedangkan jika tidak menemukan identitas dirinya, ia
akan menjadi pribadi yang mengalami kebingungan identitas. Kebingungan
identitas di masa dewasa dapat dicontohkan dengan individu yang selalu berganti
pekerjaan, berpindah agama, selalu ingin merubah fisik dengan operasi plastik,
tidak tau arah tujuan hidup, dll. Ketika identitas diri itu telah melekat
di masa dewasa maka akan sangat sulit untuk merubahnya.
Fase
remaja adalah fase penentuan mereka memilih identitas diri mereka karenanya
fase ini adalah fase yang sangat penting untuk mengenalkan identitas diri yang
benar dan sehat. Saat ini Generasi abad 21 adalah generasi millennium dimana
mereka sudah dikenalkan dunia maya yang sangat luas (Masyikouri dalam Alladin,
2007). Beragam pilihan dan informasi yang diserap akan memberikan model bagi
remaja. Keluasan informasi ini membuat para remaja pada akhirnya akan belajar
mengenai berbagai macam pilihan identitas, entah itu sesuatu yang baik ataupun
tidak baik.
Bagaimana
identitas diri yang sehat itu? Identitas yang sehat adalah identitas yang
sesuai dengan kebenaran firman Allah dan dengan keberadaan dirinya itu,
individu mampu menempatkan diri, bersikap serta berkarya dengan baik dalam
dunia ini. Allah menciptakan manusia segambar dan serupa denganNya (Kejadian 1
: 26) dengan demikian identitas diri yang benar adalah identitas yang serupa
dengan gambaran ilahi. Identitas ini akan memberikan dampak buah roh dalam kehidupan
sehari-hari. Dengan karakteristik buah roh itu akan menolong individu
akan memiliki sikap yang tepat dalam menyelesaikan persoalan. Identitas diri
yang sehat membawa identitas Kristus, memiliki pekerjaan yang bertujuan untuk
menyukakan hati Tuhan, memiliki peran gender yang sudah Tuhan anugerahkan
(menjadi pria dan wanita yang sesuai dengan maksud hati Tuhan), menjalankan
peran yang tepat sebagai pribadi yang berkeluarga atau single, dll.
Mencapai
identitas diri yang sehat bukanlah proses yang singkat dan mudah. Semuanya
membutuhkan komitmen dan konsistensi. Remaja membutuhkan model identitas diri
yang sehat yaitu Kristus. Remaja perlu mengenal model identitas diri yang
sehat itu dengan cara mengenalkan Kristus lewat penggalian firman Tuhan, menunjukkan
karakter Kristus lewat hidup sehari-hari, memberikan pendampingan terus
menerus. Ya, remaja generasi ini membutuhkan pendampingan. Mereka adalah
pribadi yang suka menuntut dan pada akhirnya mereka menjadi pribadi yang sulit
mendapatkan “arahan” atau “perintah”. Mereka lebih suka dengan adanya
“pendampingan”. Kelompok pemuridan dengan sedikit orang akan memberikan dampak
yang sangat efektif bagi pengembangan pribadi remaja. Orangtua dan pemimpin
kelompok adalah sosok yang dapat menjadi model identitas diri yang sehat.
Sebagai
seorang pribadi, kaum muda yang sedang menyusun puzzle identitas dirinya,
haruslah berlatih. Charles R Swindoll dalam bukunya “So, You Want to Be like
Christ”mengungkapkan Hal utama yang disampaikan Paulus kepada Timotius adalah
“Latihlah dirimu beribadah” (1 Timotius 4:7). Upaya membangun diri serupa
dengan Kristus adalah disiplin berlatih serta menggembleng diri.
Relasi yang intim dengan Tuhan, disiplin membentuk diri akan memberikan
pengaruh bagi pembentukan identitas diri yang sehat.
Kesulitan
membangun identitas diri yang sehat pun tidak lepas dari perjalanan kehidupan
seseorang sejak masa kanak-kanak. Pengaruh lingkungan dan peristiwa yang
dialami memberikan sumbangsih bagi pembentukan identitas diri seseorang.
Karenanya orangtua dan orang dewasa harus memiliki kepekaan untuk segera
menolong anak-anak, remaja dan kaum muda dalam membangun identitas yang sehat.
Ini wajib hukumnya karena jika kesempatan membangun ini terlewat, remaja akan
memiliki identitas yang buruk dan pada akhirnya akan tumbuh menjadi pribadi
yang tidak sehat. Teruslah berjuang serupa dengan Kristus. (* Penulis
adalah Psikolog Staf Griya Pulih Asih,Yayasan IIM)
Alladin,
Yuri Alfrin. 2007. http://www.antaranews.com/berita/86215/generasi-baru-abad-ke-21-generasi-platinum
Swindoll,
Charless R. 2008. So, You Want to Be like Christ. Bandung : Lembaga Literatur
Baptis
Santrock,
John W. 2003. Adolescent: perkembangan remaja. Edisi: ke-6. Saragih, Sherly
(Translator). Jakarta: Erlangga.
Sumber
Gambar :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEgcGJjG1ByHnyirtJ1Fc77kM7tuwudGrS_SdtKKv-28CDUIEIiTAs6Mm4fytAODngcr4iLRQivpZIRLkOaBRZZwdPLNzjDfSWvtklPRNTkZLm8i0nrXdMaxwhHSLQ7nCwDy9OBxb1t1c/s1600/JATI+DIRI.jpg
Komentar
Posting Komentar