LEPAS
DARI JERAT PORNOGRAFI
oleh
Susana Barus
Memasuki
jaman yang semakin modern dimana perkembangan teknologi yang semakin maju
membuat setiap informasi dapat diakses secara cepat bahkan melalui jarak yang
jauh sekalipun. Tidak ada lagi batasan-batasan yang dapat menghambat seseorang
untuk mendapatkan berita dari jarak yang sangat jauh seperti antar benua
sekalipun. Salah satu contoh perkembangan teknologi saat ini adalah internet.
Kemudahan-kemudahan yang ditawarkan membuat tidak hanya segelintir orang tertarik
untuk menggunakannya sebagai media untuk berkomunikasi dan mendapatkan
informasi. Namun, dibalik kemudahan dan keuntungan yang didapatkan dari media
internet, tentu terdapat hal-hal yang menjadi kerugian ketika setiap orang yang
mengakses atau biasa disebut dengan user, tidak dapat menggunakannya
dengan benar dan bertanggungjawab. Pengaksesan situs-situs pornografi merupakan
salah satu contoh ketika user tidak menggunakan media internet ini
dengan sebagaimana mestinya. Justru dengan pengaksesan situs-situs pornografi
berdampak sangat buruk bagi moral seseorang terlebih lagi moral suatu bangsa.
Mengapa tindakan ini dikategorikan dapat merusak moral bangsa? Karena tindakan
ini dapat menyebabkan seseorang ketagihan. Inilah awal dari penyebab rusaknya
moral bangsa karena dengan kemudahan yang didapatkan seseorang untuk mengakses
situs-situs pornografi dan melihat gambar-gambar yang tidak layak untuk dilihat
dengan tanpa rasa malu, bahkan sampai menyimpan gambar-gambar tersebut pada
telepon seluler atau harddisk komputer. Hal ini tidak hanya dilakukan oleh
orang-orang yang memang cukup umurnya (17 tahun ke atas), namun juga dilakukan
oleh anak-anak yang memasuki usia remaja. Pada umur-umur sekian, anak-anak
cenderung memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar untuk mendapatkan jawaban
dari apa yang menjadi pertanyaan mereka.
Pornografi
itu sendiri seperti obat-obatan terlarang yang dapat membuat seseorang
ketagihan untuk terus “mengkonsumsi” benda terlarang tersebut. Seseorang yang
sudah masuk dalam suatu pusaran pornografi yang membuatnya ingin terus
“mengkonsumsi” tentu sangat tidak mudah untuk mengubahnya terutama dengan
kekuatan sendiri. Mengakui kepada orang lain bahwa dia memiliki pergumulan
seksual merupakan suatu pengakuan yang paling berat bagi seseorang yang telah
masuk dalam pusaran pornografi. Iblis selalu ingin agar seseorang yang telah
jatuh dalam pusaran pornografi tersebut terus menerus menyembunyikan pergumulan
mereka seolah mereka dapat menyelesaikan pergumulan mereka sendiri. “Persoalan
ini dapat kamu kendalikan” atau “kamu tidak akan pernah berubah.” Namun,
ketika seseorang yang jatuh dalam pusaran pornografi tersebut memiliki kemauan
untuk mengatakan pergumulannya kepada orang lain, maka akan terlihat terang di
ujung jalan yang gelap.
Mengatakan
hal tersebut kepada orang lain merupakan sesuatu yang sangat berani dan penuh
resiko. Seseorang perlu berhati-hati saat memilih siapa yang dijadikan partner
untuk membicarakan masalah tersebut dan memilih apa saja yang akan diungkapkan.
Orang yang dipilih sebaiknya adalah orang yang memiliki kapasitas di dalam
menangani masalah-masalah pornografi dan tentu orang tersebut adalah orang yang
dewasa, dalam artian bahwa setiap hal yang diceritakan tidak akan
dibesar-besarkan dan tidak diberitahukan kepada orang lain. Begitu juga ketika
harus menanggapi permasalahan tersebut, seseorang yang diminta bantuannya untuk
menyelesaikan masalah tersebut sebaiknya tidak menghakimi atau melemparkan batu
dakwaan kepada seseorang yang menceritakannya. Mengapa demikian? Karena orang
yang memiliki permasalahan tersebut tentu sangat membutuhkan orang yang dapat
membantunya untuk terus bergumul, dan yang akan mendoakan, menantang, dan
bermimpi bersamanya mengenai apa jadinya ia nanti bagi sesame dan bagi Allah (1
Tesalonika 2: 11-12).
Seseorang
yang masuk dalam pusaran pornografi tidak saja perlu untuk mengakui dan
membicarakannya dengan orang lain, namun juga perlu memahami kisah tentang
bagaimana mereka dapat berada pada kondisi yang demikian. Ada masa-masa
pembentukan dalam diri setiap orang yang sangat penting untuk didiskusikan
dengan teman atau konselor. Kebanyakan orang yang mengalami kecanduan cenderung
mengisi dirinya dengan rasa kehilangan dan memperlakukan diri mereka dengan
cara yang tidak benar. Jika seseorang membagi kisah pribadinya kepada orang
lain, baik itu teman maupun konselor, bagi kebanyakan orang hal ini dianggap
sebagai kesempatan untuk memberi nama pada apa yang telah membentuk orang
tersebut secara mendalam dan merasakan luka yang telah diakibatkan oleh hal
tersebut. Kebanyakan orang harus berhadapan dengan dampak yang dapat merusak
karena terlalu dalam tenggelam di dalam gambar-gambar yang bersifat porngrafi
pada usia yang masih muda. Lalu sebagian orang kehilangan kesucian dirinya
karena pernah mengalami pelecehan seksual. Jika seseorang mendiskusikan dan
memikirkan ulang kisah mereka, maka rasa kehilangan dan luka yang mereka alami
akan mulai dirasakan dan dapat menyentuh hati mereka. Sehingga, hal tersebut
dapat membuat segala sesuatunya menjadi nyata, tidak hanya sekedar akademis,
dan hal itulah yang justru akan membuka pintu bagi orang-orang yang masuk ke
dalam pusaran pornografi tersebut untuk memulai suatu penyesalan (Matius 5:4).
Seseorang
yang memiliki keingintahuan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan
pornografi adalah orang yang mengalami krisis iman. Itulah penyebab utama
mengapa mereka berpaling dan pada akhirnya masuk dalam pusaran pornografi.
Allah memakai cara tersendiri untuk memulihkan iman orang yang demikian untuk
kembali kepadaNya, yaitu dengan membuat orang tersebut bergumul dan memunculkan
pertanyaan serta keraguan tentang hal-hal detail dalam kisah kehidupan mereka.
Pergumulan yang jujur dapat membawa mereka ke tempat Allah, memanggil mereka
untuk datang dan mengingatkan mereka akan kebaikan Allah. Karena orang-orang
yang demikian sebenarnya merasa sendiri dalam menjalani kehidupan mereka.
Walaupun sesungguhnya Allah tidak pernah meninggalkan mereka. Mereka dapat
diibaratkan seorang anak bungsu yang memilih meninggalkan rumah mereka (Lukas
15: 11-13).
Banyak
anak-anak Allah yang menjauh dari Allah dan seringkali menggunakan pilihan
mereka, yaitu dosa, untuk memimpin mereka pada titik frustasi dan rasa tidak
berdaya. Seperti anak bungu yang menyadari kehancuran dirinya di saat dia telah
menghambur-hamburkan segala yang dia miliki sampai dia harus memakan makanan
babi untuk mengisi perutnya, kemudian dia sadar akan kehancurannya (Lukas 15:
14-19).
Allah
membiarkan konsekuensi terjadi pada diri seseorang sebagai akibat dari
pilihan hatinya (Rm 1:24). Pengalaman atas konsekuensi tersebut dapat membawa
dampak pembaharuan sebagaimana ia dapat meembangunkan seseorang untuk
bergumul dengan kebenaran yang menegangkan: ”aku sangat kacau”, ”aku
sungguh terluka”, namun sebaliknya aku telah melukai orang jauh lebih banyak.
Kabar baiknya adalah bahwa aku dapat kembali ke rumah. Dengan anugerah Allah,
aku diampuni dan aku dapat menjalani hidup baru untuk Allah dan sesama.
Jika
seseorang mulai memahami dan menerima respon dari Allah atas dosa-dosanya, maka
kecenderungan hatinya pada pornografi akan mulai lenyap dan menyadari bahwa
dosa itu telah membuat Allah sedih. Namun Allah sendiri akan selalu
mengingatkan bahwa yesus telah mati untuk membayar lunas dosa manusia (Kolose
1: 14) sekalipun dosa kita dapat menyebabkan konsekuensi yang serius, bukan
berarti hal itu dapat membuat kita jauh dari Allah. Karena Allah akan selalu
mendorong kita untuk menggunakan realitas dari dosa dan rasa malu kita sebagai
alasan untuk mendekat padaNya dan memperoleh pemulihan, iman, serta pengharapan
untuk menjalani hidup pada tingkat yang lebih baik lagi.
Allah
adalah pribadi yang begitu luar biasa sekaligus mampu menghancurkan seseorang
tanpa menghancurkan jiwanya. Dia sendiri yang dapat membantu kita untuk
mengakui dosa kita dan mengubah kita dari orang yang selalu mementingkan diri
sendiri serta membuat kita menjadi lebih peduli terhadap kebutuhan orang lain.
Kerinduan akan kasih merupakan akibat dari kesadaran kita bahwa kita dicintai
secara luar biasa oleh Allah dan diterima oleh Allah. Hal tersebut merupakan
solusi terbaik terhadap permasalahan pornografi.
Sumber
Gambar : http://rendyanggara.wordpress.com/2010/10/08/kecanduan-pornografi-lebih-merusak-otak-daripada-narkoba/
Komentar
Posting Komentar