oleh Tommy Indarto
KEPEMIMPINAN
(SISWA): KINI DAN NANTI
Sebuah
jawaban atas pertanyaan:”Mampukah siswa menjadi seorang pemimpin”
Tommy
Indarto*)
Hiruk-pikuk Pemilu 2014 sangat menyita perhatian publik. Indonesia
mencari pemimpin-pemimpin untuk menjalankan roda pemerintahan negeri ini.
Nama-nama lawas masih mendominasi, namun banyak pula bermunculan
calon-calon baru. Bagi kita para pemilih hal ini menuntut perhatian
ekstra – kita perlu tahu rekam jejak para calon yang ada – supaya kita tidak
salah dalam menentukan pilihan.
Tidak jauh berbeda dengan manajemen negara, ranah pelayanan pun senantiasa
mengalami hal serupa – masalah kepemimpinan, dan pergantian kepemimpinan.
Berangkat dari fakta bahwa semua pemimpin “ada masanya”, menjadi penting untuk
mempersiapkan “pemimpin masa depan”. Perkantas mendeskripsikan dengan tepat hal
ini dalam semboyan ” Student Today Leader
Tomorrow”. Dengan semboyan ini Perkantas bukan saja percaya bahwa
siswa/mahasiswa adalah pemimpin masa depan tapi Perkantas juga mengambil bagian
dalam mempersiapkan siswa/mahasiswa mewujudkannya.
Dalam kesempatan ini saya ingin memfokuskan pembahasan mengenai
kepemimpinan di kalangan siswa. Sebelum lebih jauh berbicara mengenai
kepemimpinan siswa, kita perlu memiliki pemahaman yang jelas mengenai
kepemimpinan. Secara pribadi saya setuju dengan John C. Maxwell yang
menyatakan: “ Ukuran sejati dari kepemimpinan adalah pengaruh – tidak lebih
tidak kurang”. Dalam hemat saya kata pengaruh yang dimaksud Maxwell
dapat diartikan sebagai teladan. Dengan kata lain, pemimpin – yang
berpengaruh – adalah orang yang menjadi teladan bagi orang lain. Beberapa
ayat Alkitab yang mengajarkan mengenai keteladanan:
Tuhan
Yesus : Matius 5:13-16 tentang Garam Dunia dan Terang Dunia, di ayat 16
Tuhan Yesus menyatakan: “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan
orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang
di sorga”. Jelas disini bahwa orang lain dapat ikut memuliakan Bapa karena
mereka melihat – teladan – perbuatan kita yang baik; artinya teladan kita mempengaruhi mereka
sehingga memuliakan Bapa di sorga.
Rasul
Paulus: 1 Timotius 4:12 adalah nasehat Paulus yang ditujukan untuk Timotius -
seorang pemimpin yang masih muda. “Jangan seorangpun menganggap engkau
rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam
perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam
kesuciaanmu”. Bagi Rasul Paulus usia bukan ukuran utama bagi seorang pemimpin
tapi keteladanan hidupnya yang akan menentukan apakah orang akan mengikuti atau
merendahkan dia.
Dari
2 contoh di atas, cukup jelas bahwa seorang siswa pun dapat menjadi pemimpin
sekarang, tidak perlu menunggu nanti ketika dia dewasa/cukup umur. Teladan
hidup adalah pengaruh yang cukup untuk membuat orang mengikuti kita (baca: mau
dipimpin).
Beberapa
hal yang perlu diingat:
Bagi
Pemimpin (Staf dan PKK)
-
Menghasilkan seorang pemimpin adalah sebuah proses, tidak ada jalan pintas
karena itu percayalah, dan setialah.
-
Keteladanan harus dimulai dari kita. Dapatkah kita mengatakan seperti Rasul
Paulus: “Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus” (1
Korintus 11:1). “ Sebab itu aku menasihatkan kamu: turutilah teladanku!” (1
Korintus 4:16)
Bagi
Siswa
-
Usia bukan ukuran dalam hal memimpin/ mempengaruhi orang, tapi keteladanan.
-
Untuk jadi pemimpin kita harus mau dipimpin. “ Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan
tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai
orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan
melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan
membawa keuntungan bagimu”. (Ibrani 13:17).
Seorang
pemimpin bukanlah yang terhebat, terpandai, terbaik, tapi pemimpin adalah orang
yang rela menjadi hamba bagi orang lain, melayani bukan dilayani (Matius
20:25-28). Hai siswa maukah engkau jadi pemimpin? Pada saatnya nanti kau akan
menggantikan pemimpin-pemimpin yang ada sekarang, tapi itu nanti. Sekarang!
Maukah engkau jadi pemimpin mulai dari sekarang! Jadi teladan di sekolahmu,
teladan di rumahmu, teladan di gerejamu – bukan saja teladan bagi temanmu tapi
juga teladan bagi guru, orang tua, bahkan pendetamu. Kalau kau mau,kalau kau
mampu bukan karenamu, tapi karena Dia – Pemimpin dan Teladan Utamamu. Kiranya
Tuhan Yesus memampukan kita semua menjadi seorang pemimpin – teladan – membawa
banyak orang memuliakan Bapa yang di sorga.
Seorang
pemimpin bukanlah yang terhebat, terpandai, terbaik, tapi pemimpin adalah orang
yang rela menjadi hamba bagi orang lain, melayani bukan dilayani (Matius
20:25-28). Hai siswa maukah engkau jadi pemimpin?
(*
Penulis adalah Staf Siswa Perkantas Banyuwangi)
Sumber
gambar : http://www.moviechurch.com/studentleadership
Komentar
Posting Komentar