Jesus, Me And The World


Jesus, Me And The World
by Ekawaty Ranteliling, S.Psi.

Sering muncul menemukan fenomena dimana seorang siswa, mahasiswa bahkan alumni enggan untuk memberitakan injil karena alasan takut dianggap "sok suci", "sok rohani", atau bahkan dengan santai memberikan komentar bahwa iman adalah hal yang bersifat pribadi sehingga bukan kewajiban untuk menyatakan iman kepada orang lain. Di samping itu, nampak canggung ketika ada pembicaraan mengenai hal yang bersifat rohani dalam pergaulan sehari-hari. Sering kali juga hubungan antara ketaatan seseorang kepada Kristus dengan perannya sebagai anggota masyarakat atau kehadirannya dalam dunia kerja menjadi terputus. Jika dicermati, seolah-olah muncul dualisme antara hal yang rohani dan sekuler.
Dualisme ini bertentangan dengan firman Tuhan, namun inilah tantangan bagi kita para murid masa kini untuk menjangkau dunia secara holistik. Ketika seseorang sudah menerima Kristus sebagai satu-satunya Tuhan dan Juruselamatnya maka sejak saat itu, dia bersedia diatur oleh Tuhan dalam setiap aspek hidupnya, atau dengan kata lain bersedia melalui proses pemuridan. Pemuridan yang merupakan proses transformasi seluruh aspek kehidupan memiliki makna yang dalam mengenai penyerahan seluruh aspek kehidupan kepada otoritas Kristus dan firman-Nya. Artinya, seorang yang telah dimuridkan tidak hanya berhenti berjuang hingga taraf transformasi hidup secara pribadi namun juga membawa dampak yang nyata bagi orang lain. Kita dapat belajar melalui teladan Yesus dalam pelayananNya kepada orang-orang miskin, yang kekurangan, dan menderita (Mat. 8:2-4; Luk. 7:11-15; 17:11-19), yang berarti bahwa Yesus juga memperhatikan aspek lain dari hidup manusia selain relasi dengan-Nya secara pribadi. Para murid dari jemaat mula­mula juga peduli dan mengusahakan untuk menolong orang yang membutuhkan (Kis. 6:1-7). Seorang murid diutus ke dalam dunia (Yoh. 17:18) sehingga Pemuridan bukan hanya bicara tentang "Jesus and me" tetapi tentang "Jesus, me, and the world". Karenanya, setiap murid harus ditantang untuk berani menyatakan imannya kepada Kristus dalam studi atau pekerjaannya melalui interaksi dengan orang lain, serta terampil menggunakan firman Tuhan untuk menjawab tantangan dunia saat ini. Soli deo Gloria. (*Penulis Melayani Pelayanan Konseling di Yayasan IIM)

Sumber gambar : http://strangenotions.com/can-we-make-sense-of-the-world/


Komentar