Train Well, Done Best


Train Well, Done Best 
oleh Robert Musung, S.Kom

Siswa dan mahasiswa dapat terlibat dalam transformasi bangsa, jika kita melatihnya sejak dini, baik di lingkungan keluarga maupun sekolah/kampus tempat mereka menempuh pendidikan. Latihan di rumah adalah bagian dari orangtua, namun untuk sekolah dan kampus, Perkantas bisa ambil bagian. Di kitab Amsal 22:6 tertulis "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu". lnilah yang harus kita kerjakan. Perjalanannya panjang dan pasti melelahkan. Namun, kita harus bahu membahu dengan orangtua dan pendidik untuk mendoakan, melatih, menyemangati, mendorong, menghibur, dan memuji mereka. Orangtua harus melatih kepekaan sosial dan semangat transformasi anak-anak mereka bersinergi dengan para PKK, Guru/Dosen Agama, dan pelayan lainnya. Perlu kita ingat bahwa keluarga adalah tempat awal para siswa/mahasiswa belajar. Latihan di rumah akan menolong para pelayan di sekolah/kampus untuk menindaklanjutinya.
Para pelayan sekolah/kampus harus membantu mereka memiliki fokus "studi untuk berguna dan berdampak positif bagi sesama dan memuliakan Tuhan". KTB dilakukan untuk menolong mereka memiliki dasar Firman Tuhan dalam kehidupan. Persekutuan sekolah/kampus selain menolong memperlengkapi dengan Firman Tuhan seharusnya juga menjadi tempat melatih kepekaan sosial (menangkap apa yang bisa dilakukan bagi sekolah/kampus) dan mendorong mereka untuk bergerak keluar persekutuan. Keluar untuk berorganisasi, bergaul, bersinergi, dan menjadi motor perubahan di sekolah/kampus mereka. Bisa dimulai dengan hal-hal kecil seperti gerakan tidak mencontek, anti pornografi, suka bersih, hingga gerakan melawan intoleransi di sekolah/kampus. Jika sejak siswa/mahasiswa sudah terasah kepekaan sosial dan semangat perubahannya, maka sebuah keniscayaan mereka terlibat lebih jauh dalam transformasi di lingkup yang lebih besar, di lingkungan, daerah, negara, dan bahkan dunia. John Wesley mengatakan untuk memberi dirinya 100 orang muda yang tak pernah takut apapun selain takut berbuat dosa dan tak berharap apapun selain berharap akan Tuhan Yesus maka mereka akan mengguncang Neraka dan membuka pintu Surga. Sukarno pun pernah mengatakan untuk memberikan kepadanya 10 pemuda dan ia akan mengguncang dunia. Sudahkah kita meminta yang sama untuk transformasi bangsa? Sudahkah dunia tergoncang oleh adik-adik binaan kita? Jika belum, maka kita perlu berkaca kembali, sudahkah kita melatih mereka dengan baik dan benar serta sudahkah kita bertransformasi terlebih dahulu? We are a Transformer’s. GBU
(*Penulis melayani Pelayanan Mahasiswa di Mataram)


Komentar